TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Happy Perdana Yudianto merasa perihatin dengan adanya fenomena anak menjaga parkiran dan bawa kotak amal di Kota Sorong.
"Fenomena mempekerjakan anak jaga parkir dan bawa kotak amal harusnya jadi perhatian semua bukan hanya polisi," ujar Happy kepada TribunSorong.com di Kota Sorong, Kamis (14/12/2023).
Persoalan anak di Kota Sorong, menurutnya, menjadi diskursus bersama oleh seluruh pihak sehingga dapat terselesaikan.
Baca juga: Praktik Eksploitasi Anak Diduga Terjadi di Sorong, Aktivis Perempuan Bilang Rata-rata Asli Papua
Apabila masalah dugaan eksploitasi anak diselesaikan oleh pihak kepolisian dan Jika pelaku masih berkategori anak, ada keterbatasan kewenangan yang dapat dilakukan oleh polisi.
"Sekadar memberikan teguran, kami bisa. Kalau kami tahan anak dibawah umur, tidak bisa, karena ada aturannya," katanya.
Dia menilai, penyelesaian masalah anak di Sorong bisa saja dilakukan di polisi, namun hal itu bukan agar berlanjut jangka panjang.
"Kami bisa tangkap anak-anak ini di jalan, tetapi tidak bisa lanjut karena ada hak-hak (anak) yang dilindungi oleh undang-undang," jelasnya.
Ia berharap, persoalan eksplorasi anak di Sorong harusnya dilakukan mulai dari nasihat orang tua.
Senada dengan itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Papua Barat-Papua Barat Daya Napoleon Fakdawer mengajak seluruh pihak bisa peduli dengan anak.
"Kami sangat merasa miris, karena anak dipekerjakan bawa kotak amal dan jaga parkiran di wilayah Sorong," ucapnya.
Ia berharap, pemerintah dan orangtua bisa ikut buka mata tentang persoalan ini, sehingga ke depan lebih menasihati anak-anaknya.
Baca juga: Kasus Eksploitasi Anak di AS Karaoke Sorong Terus Bergulir, Polisi Segera Periksa Ahli Pidana
Menurutnya, pemerintah daerah harus bisa melihat realitas persoalan ini dengan serius, sehingga anak yang diduga dieksploitasi oleh oknum dan jika ada orang lain yang terlibat, maka pihak kepolisian pun dapat bertindak.
Eksploitasi Anak
Dugaan praktik eksploitasi anak dengan modus dipekerjakan sebagai penjaga parkir dan membawa kotak amal kerap dijumpai di wilayah Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Nahasnya, praktik eksploitasi tersebut sering dijumpai saat jam sekolah.