TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Panitia Pembangunan Gedung Gereja Baru Stasi St. Yoseph Freinademetz, Paroki St. Arnoldus Janssen Malanu akan menggelar kegiatan makan sumbang guna menggaet para penderma di Kota Sorong dan sekitarnya.
Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja Baru Stasi St. Yoseph Freinademetz, Lukas Tikporop mengatakan gedung gereja baru tersebut sudah mulai dibangun sejak tahun 2017 lalu dan sampai saat ini belum juga rampung.
Baca juga: Songsong HUT GKI Raja Ampat Tengah, Orideko Burdam bersama Panitia Fokus Bersih Tugu Kristus Raja
Pembangunan awal dilakukan menggunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Papua Barat sebesar Rp900 juta.
Dalam perjalanannya, dana hibah tersebut tidak cukup menyelesaikan pembangunan gedung gereja.
Selanjutnya, umat secara swadaya membantu panitia melalui dana seadanya.
Namun, minimnya dana yang masuk membuat panitia kesulitan, akibatnya nyaris tujuh tahun pembangunan gedung gereja tersebut belum juga rampung.
"Gedung gereja baru ini sengaja kami bangun, karena gedung yang lama sudah tidak layak, kapasitasnya kecil sementara umat semakin banyak. Awalnya dibangun pakai dana hibah dari Pemprov Papua Barat, tapi tidak cukup. Selama ini kami swadaya, tapi juga belum cukup," ujar Lukas, kepada TribunSorong.com, Minggu (9/6/2024).
Sementara, Ketua Panitia Kegiatan Makan Sumbang, yang juga selaku koordinator seksi usaha dana pembangunan gedung baru gereja St. Yoseph Freinademetz Sorong, Yohanes Sole menjelaskan, kegiatan makan sumbang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Juni 2024 mendatang.
Baca juga: Kebaktian Kebangunan Rohani di Klasis Kebar Tambrauw, Ada Penyaluran Bantuan untuk Sekolah Minggu
Pria asal Manggarai, NTT ini bilang, kegiatan akan dipusatkan di halaman gereja St. Yoseph Freinademetz, jalan TPU Km 10 Masuk, Kota Sorong dengan target peserta sebanyak 250 orang. Kegiatan akan dimulai pukul 12.00 WIT sampai selesai.
"Kita targetnya 250 peserta, tapi tidak menutup kemungkinan akan bertambah, apalagi ini kegiatan yang cukup unik karena diramu dalam nuansa tradisi dan budaya lokal, yakni bakar batu atau Barapen," kata Sole.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Maumere, Ada Pantai Indah hingga Gereja Tua Berusia di Atas 100 Tahun
Ia menjelaskan, teknis kegiatan akan dimulai dengan seremoni semi formal, kemudian panitia menyajikan makanan kebun plus daging hasil Barapen kepada para peserta.
Selanjutnya, para peserta akan memberikan sumbangan seikhlasnya yang ditaruh pada sebuah noken yang sudah disiapkan panitia.
"Kita tidak tentukan besaran sumbangan, tergantung keikhlasan dari peserta. Kegiatan ini terbuka untuk umum, jadi siapa saja boleh datang. Kami juga memberi kesempatan bagi tamu yang ingin melihat proses barapen, anda boleh datang dua jam lebih awal, sebelum kegiatan dimulai," ujarnya.
Baca juga: Jemaat di Kebar Tambrauw Ikut Pelatihan Anyam, Bahan Dasar Pakai Rumput dari Amerika
Terkait persiapan pelaksanaan kegiatan, ia mengaku saat ini sudah mencapai 80 persen, tinggal beberapa bagian yang akan dilengkapi beberapa hari ke depan.
Panitia lanjut dia, juga sedang menyebarkan undangan ke sejumlah instansi dan perorangan, dengan maksud sebagai ajakan untuk terlibat dalam kegiatan tersebut.