Layanan Kesehatan Sorong Selatan

Tim Joint Monitoring Mission of Skin NTDs WHO ke Sorong Selatan, Evaluasi Penanganan 3 Penyakit Ini

Editor: Jariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto bersama Tim Joint Monitoring Mission of Skin NTDs di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Sorong Selatan, Teminabuan, Papua Barat Daya, Senin (20/82024).  


TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) bersama Kementerian Kesehatan RI dan rekanan melaksanakan Joint Monitoring Mission of Skin NTDs pada Senin (20/82024).

Sasaran monitoring pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Sorong Selatan, Papua Barat Daya. 

Rombongan disambut Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Yoseph Bless, Sekretaris Dinkes Moses Blesia, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Arlince Abecina Wato, sejumlah kepala puskesmas, serta  jajaran pegawai dinkes. 

Baca juga: Bupati Sorong Selatan Serahkan Santunan BPJS Ketenagakerjaan untuk 3 Ahli Waris Aparat Kampung

Prosesi penyambutan di kantor dinkes, Teminabuan itu ditandai penyematan Kain Timur dan penyematan Mahkota Burung Kasuari kepada tim.

Yoseph Bless mewakili Bupati Samsudin Anggiluli dalam sambutanya meminta kadinkes dan jajarannya agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Selain itu bekerja sama dengan semua elemen, baik di internal maupun masyarakat. 

"Jajaran dinkes dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat hendaknya menciptakan komunikasi yang efektif dengan kata-kata dan melalui isyarat, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan intonasi suara," ucap Yoseph Bless.

"Kepala puskesmas dan jajarannya juga diharapkan mempertajam pelayanannya."

Baca juga: 16 Puskesmas di Sorong Selatan Terakreditasi, Dinkes Papua Barat Daya Beri Penghargaan

Yoseph Bless berharap komitmen terus dijalankan dalam memastikan pelayanan kesehatan yang paripurna dengan tujuan utamanya adalah kepuasan pasien serta minimnya keluhan tentang pelayanan kesehatan.

Kepala tim visit, ia berharap kehadiran di Sorong Selatan akan memberikan manfaat bagi petugas kesehatan dan masyarakat.

Baca juga: HUT Ke-21 Sorong Selatan, Bupati Samsudin Anggiluli Kilas Balik Sejarah hingga Capaian Pembangunan

Pelayanan kesehatan yang maksimal makin meningkat demi terwujudnya visi misi pemerintah daerah, yaitu Mewujudkan Pemerintahan Yang Proposional dan Melayani, Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Secara Bertahap, Mewujudkan Perekonomian Daerah Yang Berdaya Saing, dan Menjaga Kualitas Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan.

"Melalui monitoring ini semoga mendorong peran dan keaktifan pengelola program NTDs (neglected tropical diseases) kabupaten, kepala puskesmas, dan pengelo NTDs di puskesmas segera terbentuk. Selanjutnya bisa berjalan secara baik sesuai alur proses dan output yang dihasilkan pada monitoring ini," ucap Yoseph Bless.

Koordinator Timker NTDs Kemenkes RI dr Regina Tiolina Sidjabat dalam sambutanya mengatakan, Joint Monitoring Mission of Skin NTDs dilaksanakan 20-23 Agustus 2024.

Tujuannya menilai status terkini penyakit tropis terabaikan, khususnya untuk tiga penyakit, yaitu kaki gajah atau filariasis, kusta, dan frambusia.

"Selain menilai juga mengevaluasi kinerja dalam pelaksanaan strategi eliminasi yang sedang berlangsung serta memahami tantangan guna mencapai pengendalian dan eliminasi ketiga penyakit tersebut di Indonesia," kata Tiolina.

Sejauh ini, tambahnya, ketiga penyakit ini walaupun bisa dikatakan penyakit tropis terabaikan tetapi harus berjuang  agar bisa dieliminasi.

Baca juga: Bupati Sorong Selatan Buka Musyawarah RPJPD 2025-2045, Himpun Masukan dan Saran Pihak-pihak Terkait

Dimulai dari kusta yang mana Indonesia merupakan negara peringkat ketiga terbanyak di dunia serta frambusia yang masih ada sehingga masih di kategorikan sebagai negara miskin.

Tiolina berharap kita tidak boleh takut jika menemukan pasien dengan penyakit frambusia maka harus ditangguhkan  dan diobati.

"Ketiga penyakit tersebut bisa dicegah, sehingga WHO telah mengeluarkan deadline untuk kita upayakan. Dimulai dari level puskesmas  dapat mendiagnosis dan tatalaksana secara tuntas," ucapnya. 

Baca juga: Beri Makanan Tambahan Cegah Stunting, Sekda Sorong Selatan Apresiasi Sinergisitas Klasis dan Pemda

Ia berharap dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan agar monitoring dapat berjalan lancar.

Melalui kunjungan dan diskusi-diskusi dari pihak puskesmas serta masyarakat bisa mencari tahu hal apa yang sudah dilakukan dalam rangka penanggulangan ketiga penyakit tersebut. 

Baca juga: Raih Juara II, Kadiskes Sorsel Cerita Kerja Keroyok Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Stunting

Menurut Tiolina, setelah tiga hari kegiatan, diharapkan ada rekomendasi yang spesifik guna peningkatan program penyakit NTDs melalui manajemen program  yang efektif strategi yang terintegrasi dan kemitraan yang kuat.

Hal ini penting dalam rangka menyusun indikator-indikator  RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2029, yang tentunya membutuhkan masukan untuk kebijakan arah lima tahun ke depan maupun RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2045 menuju Indonesia Emas," katanya.  (*/tribunsorong.com)