DPR Kota Sorong

 Curhat Warga Dum Barat ke Anggota DPR Kota Sorong Dapil I: Insentif Ketua RT hingga Masalah Sampah

Masyarakat Kelurahan Dum Barat, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat Daya menyampaikan curahatan dalam Reses Tahap II DPR Kota.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
FOTO BERSAMA - Masyarakat Kelurahan Dum Barat, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat Daya foto bersama Anggota DPR Kota Sorong Dapil I usai dialog rangkaian reses tahap III di kantor kelurahan, Senin (3/11/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG  - Masyarakat Kelurahan Dum Barat, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat Daya menyampaikan curahatan dalam Reses Tahap III DPR Kota Sorong Dapil I, Senin (3/11/2025).

Feliks P. Manobi, Ketua RT. 3, RW. 1 menyuarakan aspirasi mengenai insentif untuk perangkat terdepan pelayan masyarakat.

Menurutnya, selama 20 tahun menjabat, insentif pernah diperoleh pada periode pemerintahan Wali Kota Sorong Lambert Jitmau dan Penjabat (Pj) Bernhard E. Rondonuwu.

Baca juga: Warga Dapil II Kota Sorong Keluhkan Keamanan hingga Banjir, Pemkot Diminta Eksekusi Hasil Reses

Oleh karena itu pada pemerintahan Wali Kota Sorong Septinus Lobat dan Wakil Ashar Karim diharapkan insentif diberikan lagi. 

"Kami berharap aspirasi itu dapat diteruskan pihak legislatif kepada pemerintah kota," ucap Feliks.

"Kami RT/RW ini selama ini bekerja membantu pemerintah kelurahan, sehingga kami harap ada perhatian."

Feliks menyebut, di Kota Sorong terdapat sekitar 800 RT/RW, sehingga perangkat berperan aktif mendukung pelayanan publik di tingkat lingkungan.

Ia berharap, insentif bagi RT/RW diberikan secara berkelanjutan sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian.

"Berapa pun yang diberikan pemerintah, kami akan terima. Yang penting ada perhatian," ujar Feliks. 

Persoalan sampah

Aspirasi lainnya disampaikan tokoh pemuda, Yaroso Moay mengenai pengelolaan sampah.

Diperlukan pembenahan dalam sistem pembagian wilayah kerja agar penanganannya lebih efektif.

Baca juga: Sampah Plastik Cemari Perairan Halte Doom Akses Wisata Bersejarah di Kota Sorong

Praktik di lapangan, masih banyak kendala teknis seperti jarak antara tempat pengumpulan dan tempat pembuangan akhir (TPA).

"Bagaimana mungkin satu armada itu menangani seluruh sampah di Kota Sorong, itu sangat sulit. Kadang sudah diangkut dari Doom, tapi saat mau dibuang di TPA, di perjalanan muncul tumpukan baru lagi," kata Yaroso.

Baca juga: Status Lahan Eks Lapas di Pulau Doom Belum Tuntas, DPR Kota Sorong Usul Cari Lokasi Baru SMAN 4

Ia juga menyoroti wilayah Sorong Kepulauan yang hingga kini belum terjangkau dalam sistem pengangkutan sampah oleh pihak ketiga bekerja sama dengan pemerintah.

"Masyarakat bingung mau buang sampah di mana," ujar Yaroso.

Sumber: TribunSorong
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved