MRPBD
Soal MRPBD, Dorce Kambu Sah Maju dari Unsur Ormas Bukan Suku Moi
Itu terjadi pada salah seorang calon anggota MRPBD Dorec Kambu. Dimana secara aturan Dorce Kambu sah jadi calon tetap anggota MRPBD perwakilan kota So
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
Dimana 5 tahun lalu saat pemilihan anggota MRP Papua Barat juga pernah diikutinya mewakili perempuan dari Kota Sorong bersama perwakilan perempuan Moi di Manokwari.
"Waktu itu kenapa tidak ada demo atau penolakan terhadap Dorce Kambu, kenapa demo dan penolakan baru ada sekarang disaat pemilihan anggota MRP Papua Barat Daya. Ibu Dorce Kambu sudah mengikuti tahapan seleksi dari awal, mulai dari Kesbangpol sampai ditetapkan sebagai calon tetap dan sudah mengikuti seleksi oleh timsel Provinsi baru ada demo dan penolakan," jelasnya.
"Jadi kalau ada bahasa loncat jendela ini lucu, kenapa perempuan Moi tidak lakukan demo saat 5 tahun lalu dimana Dorce Kambu mengikuti seleksi anggota MRP Papua Barat mewakili perempuan Moi. Supaya itu jadi catatan bahwa tidak boleh lagi ada ruang, kenapa baru sekarang dilakukan protes itu," tambahnya.
Lanjutnya, sekarang timbul pertanyaan, apakah benar protes penolakan ini karena perempuan Moi merasa punya hak di kebiri ataukah ada kepentingan lain.
Dalam hal ini, katanya, Dorce Kambu tidak bisa disalahkan karena Pergub dan juknisnya menghendaki itu.
"Yang salah dimana? Jadi menurut kami secara aturan tidak ada yang salah Dorce Kambu ikut seleksi perwakilan dari organisasi Fofimasa di Kota Sorong. Kita minta supaya pansel sebagai orang yang dipercayakan melakukan tahapan seleksi karena punya kemampuan dan kompetensi, jangan takut buat keputusan yang benar karena orang demo," ujarnya
Ia bilang, jika Dorce Kambu nanti tidak terpilih, berarti keputusan itu diambil karena adanya demo.
Pansel dalam mengambil keputusan sudah tidak lagi melihat dari pada nilai, kemampuan dan kompetensi dari para calon tetap.
Makanya kita minta pansel dalam mengambil keputusan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Karena ibu Dorce sudah diterima dan diakomodir mengikuti semua tahapan seleksi, maka ibu Dorce punya hak yang sama dengan perempuan Moi dalam tahapan ini," sebut dia.
Ia menambahkan, terkait dengan protes lantaran Dorce Kambu tidak mengikuti musyawarah suku Moi sebelum mendaftar, wajar tidak perlu mengikuti musyawarah suku Moi karena bukan orang Moi dan tidak mendaftar atas nama organisasi perempuan Moi.
Tapi Dorce Kambu mendaftar karena diutus oleh organisasi perempuan Maybrat Fofimasa yang ada di Kota Sorong.
"Karena dia datang dari organisasi yang berbeda, jelas dia tidak bisa ikut musyawarah dengan organisasi lain, karena dia datang dari organisasi Fofimasa. Kota Sorong ini heterogen, semua organisasi perempuan Papua dan non Papua semua ada disini. Ini kota bersama, jadi semua kepentingan ada disini," tegasnya.
Tidak hanya itu, Sekretaris Tim Presidium Pemekaran PBD juga menyatakan bahwa Dorce Kambu merupakan salah satu pejuang pemekaran Provinsi Papua Barat Daya.
"Kami hanya minta pansel tolong loloskan yang satu ini saja, karena Dorce Kambu merupakan tim presidium yang ikut memperjuangkan pemekaran Papua Barat Daya yang juga punya kemampuan dan kompetensi untuk menjadi anggota MRP Papua Barat Daya," harapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.