Liputan Haji 2023

Wafat di Madinah, Rais Tuharea Sang Guru Perintis di Pedalaman Papua Dimakamkan Dekat Sayyidina Umar

Sebelumnya, almarhum disemayamkan di rumah Pemulasaraan Baqi, dan disalat jenazahi oleh sekitar sejuta jemaah salat fardu di Masjid Nabawi.

Editor: Jariyanto
ISTIMEWA
Rais bin Abdul Gani Tuharea (76) ketika mengikuti pelepasan jemaah calon haji menuju Embarkasi Makassar oleh Bupati Manokwari, Papua Barat. Rais meninggal di Madinah, Minggu (11/6/2023) yang selanjutnya dimakamkan di Baqi, Samping Masjid Nabawi. 

TRIBUNSORONG.COM, MADINAH - Kabar duka datang dari Tanah Suci, Minggu (11/6/2023) pukul 06.28 Waktu Arab Saudi (WAS).

Rais Bin Abdul Gani Tuharea (76) yang berhaji bersama istrinya, Siti Raja Tuharea berpulang di Kota Madinah.

Jemaah yang tergabung dalam Kloter 19 UPG, Embarkasi Makassar tersebut sejatinya 15 hari lagi akan menunaikan momen puncak haji, wuquf di Arafah, tepatnya Rabu (27/6/2023).

Baca juga: Senyum Gembira Jemaah Haji Papua Tiba di Makkah, Ingin Salat Saf Pertama Kabah

Ketua PPIH Daker Madinah Zainal Muttaqien, menyebut seperti 47 jemaah yang wafat di Madinah dan Makkah, sebelum haji, adalah syahid haji.

"Ini sudah sama dengan status haji. Jemaah yang meninggal sebelum puncak haji akan dibadalkan secara gratis dan tetap memperoleh sertifikat haji dari pemerintah," katanya.

Kabar wafatnya legenda guru matematika dan kepala sekolah di SMA Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) Reremi Manokwari, Papua Barat itu, dirilis Siskohat Kantor Haji Indonesia Madinah, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Kisah Dokter Petugas Haji Sektor Khusus Nabawi: Urus Pulsa Hape, Sandal Hingga Mencretnya Jemaah

Jenazah selanjutnya dimakamkan di kompleks Pekuburan Baqi, sekitar 100 meter dari Masjid Nabawi.

Sebelumnya, almarhum disemayamkan di rumah Pemulasaraan Baqi, dan disalat jenazahi oleh sekitar sejuta jemaah salat fardu di Masjid Nabawi.

Sahabat almarhum, Dayat Alhamidi, mengenang almarhum sebagai sosok tawadhu, rendah hati, tegas berjalan dalam kebenaran.

Baca juga: Kemenag Minta 4.200 Petugas Haji Jaga Marwah Indonesia di Arab Saudi

Beliau tidak silau karena kemegahan dunia, tak pernah berkompromi dengan kejahatan.

"Ia tipikal (khalifah) Umar bin Khatab, kemarin berpulang di negeri dimana panutannya dimakamkan, di Madinah al Munawwarah," tulis Hidayat di akun media sosialnya.

Almarhum adalah sarjana kehutanan Universitas Cenderawasih, di Jayapura tahun 1978.

Tidak menjadi PNS di kehutanan, Rais justru memilih hidup dan berkarya sebagai guru di sebuah sekolah swasta, SMA YAPIS Reremi, Kota Manokwari.

Hidayat menulis, almarhum sosok istikamah mendidik banyak anak-anak Papua yang tak tertampung di sekolah unggulan, membentuk mereka menjadi manusia yg bermanfaat.

Beberapa siswa yg pernah dididiknya kini telah menjadi Kepala Sekolah hingga Kepala Kampung. Beliau pernah berseloroh ttg betapa enaknya mengajar di sekolah2 unggulan dan membandingkannya dengan sekolah tempat beliau mengajar.

"Kami ini bagaikan mengasah parang2 paling tumpul yg tak mampu diasah di sekolah2 unggulan, dengan peralatan yang seadanya.." kata Dayat yang juga rekan sealmamater almahum dan juga kolega guru di SMA YAPIS Reremi.

Baca juga: Telkomsel Hadirkan Paket RoaMAX Haji, Operasikan GraPARI Makkah & Posko Layanan Haji di Arab Saudi

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PW) Papua Barat, Mulyadi Jaya menyebut almarhum adalah sosok perintis pendidikan di pedalaman Papua.

"Beliau tokoh perintis pendidikan di Irian Jaya hingga Papua Barat," kata dosen Universitas Papua (UNIPA) di Manokwari.

Mulyadi menyebut, di era 2000-an, selama satu dekade mereka bersama di BAP/SM-Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah di Papua Barat.

Keduanya melakukan asesmen ke sekolah-sekolah hingga pedalaman Papua Barat.

"Selamat jalan. Smg amal jariyah almarhum diterima oleh Allah Swt. Wafat ketika melaksanakan Rukun Islam yg terakhir di Madinah Al-Munawarah tempat Rasulullah juga dimakamkan. Alfatiha. Aamiin."

Baca juga: Pj Bupati Maybrat Hadiri Pelepasan Jemaah Calhaj di Embarkasi Makassar, Ini Pesan Dua Pj Gubernur

Tete Rais, sapaan akrab almarhum di Papua, dikenal sebagai sosok baik dan terpilih.

"Siapa saja yang wafat di kota Madinah, Sungguh aku memberikan syafaat bagi orang yang wafat di sana," (HR Ahmad dan Tirmidzi)," kata Ayni Larat, kerabat Rais dari Maluku yang kini ada di Papua Barat Daya.

Petugas urusan haji asal Manokwari Mawardi Ugaje, menyebut Rais sepertinya sudah mendapat kemuliaan saat berhaji.

Tanggal 3 Juni 2023, Rais dan rombomgan dilepas Bupati Manokwari untuk berangkat ke Asrama Haji Sudiang di embarkasi Makassar.
Sebelum naik ke pesawat, salah seorang manager Garuda Indonesia memberinya kursi prioritas.

Saat tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, 5 Juni, Rais digendong oleh petugas haji dari layanan Lansia

Dia diberi kursi roda, dan jamaah di maktab hotelnya, senantiasa ingin membantu mendorong kursi rodanya.

Baca juga: Kementerian Agama Rilis Kuota Haji 1444 Hijriah, Segini Jatah Papua Barat dan Papua Barat Daya

Mawardi menyampaikan, sejak dari Embarkasi Makassar, kondisi kesehatan Rais Tuharea sudah idak stabil.

“Karena memiliki Riwayat hipertensi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis),” ucap Mawardi, mengutip diagnosis dokter.

“Di dalam pesawat beliau sempat drop serta SPO 2 sempat turun 60 persen dan tim kesehatan segera memberikan pengobatan dan melakukan pemasangan Oksigen, pemberian obat hingga kondisi Pak Rais kembali stabil sampai tiba di Hotel di Madinah,” ungkapnya.

Hanya dua hari di hotel, Rais dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

Baca juga: Haji Ali, Korban Kebakaran Kampung Makassar Sorong Tagih Janji Relokasi ke Kapolda Papua Barat

Di KKHI sempat dirawat selama 2 hari dan bercengkerama dengan menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy.

“Malamnya, dari pihak KKHI mengantar pak Rais kembali ke Hotel karena kondisi sudah membaik, tetapi sesampainya di hotel jam 03.00 waktu Arab Saudi keadaan beliau kembali memburuk, beliau mengalami sesak, ngorok dan lendir banyak,” ujarnya.

Tim kesehatan kemudian melakukan pertolongan dan sempat melaporkan lagi ke KKHI untuk dirujuk kembali.

“Namun, sebelum diantar ke Rumah Sakit, Jamaah tersebut mengalami penurunan kesadaran (apneo) meski tim kesehatan tetap melakukan pertolongan, sampai Dokter menyatakan Rais Tuharea meninggal dunia Pukul 06.28 WAS,” jelas Pembimbing Ibadah Haji Kloter 19 tersebut. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved