Deklarasi “Prabu”, Petrus Sebut Budiman Cuci Dosa Sejarah Prabowo Subianto
Aksi tak patut Budiman pun dinilai hanya menjadi pencuci dosa Sejarah masa lalu.
Penulis: Theresia M Esyah | Editor: Milna Sari
Menurut Petrus Track record Prabowo Subianto selam ini, justru membahayakan demokrasi.
Lima tahun lalu, ia menggandeng erat kelompok poltik islam garis keras.
Mereka melakukan politik SARA menebarkan, kepada kelompok lain yang tidak disukai bahkan menkafir-kafirkan kaum muslim lainya yang tidak sejalan.
Di masa itu, kampanye hitam dengan menyebarka kebohongan juga begitu massif terjadi di Tengah masyarakat.
“Itu adalah rekam jejak Prabowo, tidak hanya penculikan aktivis tetapi juga menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaanya,” ujar Petrus, yang juga mantan Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID).
Petrus menegaskan, dengan dideklarasinya Relawan Prabu, Budiman sebagai bekas Ketua Umum PRD pertama it, justru telah memberi Pelajaran nilai-nilai poltik buruk kepada generasi sekarang.
“Sama saja Budiman ingin mempertontonkan kepada generasi Z bahwa aktivis adalah sebuah batu loncatan semata untuk meniti karir politik dalam meraih kekuasaan,walau itu ditempuh dengan menguburkan nilai-nilai yang diperjuangkan semasa menjadi aktivis,” katanya.
Kecaman senada juga disampaikan Wilson, mantan aktivis PRD yang pernah mendekam dalam satu sel di LP Cipinang Bersama Budiman. Wilson meyesalkan dalam deklarasi tersebut, Budiman sama sekali tidak menyebutkan soal penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, sebagai pondasi persatuan bangsa.
Wilson juga menyebutkan, dari Jawa Tengah tempat dideklarasikannya relawan “Prabu”, terdapat dua PRD yang menjadi korban penghilangan paksa, yakni penyair Wiji Thukul dan suyat. Bersama kawan-kawan lainnya, mereka masih hilang hingga sekarang.
“Ini ironis sekali, di Jawa Tengah juga ada dua aktivis PRD yang hilang diculik saat perjuangan reformasi 1998. Selama 25 tahun Budiman tidak pernah menjumpai keluarga korban penculikan yaitu Wiji Thukul dan suyat di Solo. Sekarang, dia malah bergabung dengan capres yang terlibat dalam kasus penculikan aktivis reformasi 1998,” kata Wilson yang juga anggota dewan Penasihat ikatan keluarga orang hilang Indonesia 9IKOHI).
Kedatangan Budiman di Jawa Tengah Jumat lalu utnuk memobilisasi dukungan politik kepada Prabowo menunjukan bahwa dia hendak melupakan pelanggaran HAM berat.
Wilson dan Petrus adalah aktivis PRD yang penah bersama Budiman membangun PRD hingga dibui oleh rezim orde baru. Keduanya Bersama dengan sejumlah mantan aktivis PRD yang tergabung dalam forum Rakyat Demokratik, pro korban penculikan, menggelar konferensi pers di kantor YLBHI Jakarta, 27 Juli 2023 lalu. Mereka mengecam Langkah yang diambil Budiman dan para pendukungnya kepada Prabowo tanpa mempersoalkan soal kasus pelanggaran HAM yang pernah dilakukan mantan Danjen kopasus tersebut.
FRD berpendapat, sebuah politik yang hendak memajukan kemanusiaan akan sulit diwujudkan bila negeri ini dipimpin oleh orang yang pernah terlibat pelanggaran HAM dimasa lalu. Jika belum ada pengadilan HAM baginya, justru berpotensi untuk mengulangi kesalahan yang sama.
Penyelesaian pelanggaran HAM berat di masa lalu bukankah didasari dendam, tapi agar kejadian yang sama tak terulang dimasa depan. “kita berhutang pada masa lalu untuk masa depan yang lebh baik. Forgive, but not Forget", demikian tegas Wilson.
(tribun Sorong.com/theresia m esyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.