Istri Alm Lukas Abrawi Tuntut Hak Suami ke Pemprov Papua Barat: Biaya Kuliah Anak Rp8 Juta per Bulan

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Hak-hak dari nakhoda dan awak kapal West Papua Cruiser dan Speed Pasific Traider tak kunjung ada kejelasan dari Pemprov Papua Barat.

Hal ini mendapat protes keras dari anak buah kapal (ABK) dari kedua kapal tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS : Awak Kapal West Papua Cruiser dan Pasific Traider Protes Pemprov Papua Barat

Bahkan, seorang ABK Lukas Abrawi meninggal dunia saat bekerja di kapal itu.

Dan samai saat ini, hak-hak almarhum belum diselesaikan oleh Pemprov Papua Barat.

Yuliana Kaikai menceritakan, suaminya almarhum Lukas Abrawi meninggal dalam tugas di atas kapal pada 15 April 2023 lalu.

Baca juga: Pemprov Papua Barat Dinilai Permainkan Hak-hak Awak West Papua Cruiser dan Pasific Traider

Ia meminta Pemprov Papua Barat membayar hak dari suami, karena dia meninggal itu bukan di rumah melainkan dalam tugas.

“Kami keluarga sudah menunggu satu tahun ini," katanya kepada TribunSorong.com, Senin (14/10/2024)

Yuliana bilang, selain hak suaminya juga ada hak-hak 15 ABK kapal tersebut yang harus dibayar selama enam bulan terhitung dari bulan Mei-Oktober 2024.

Belasan ABK ini merupakan orang kecil atau orang tak punya yang hanya bergantung pada gaji pekerjaaan mereka.

"Sehari saja kami tidak makan itu bagaimana, bagaimana kalau orang-orang yang duduk dijabatan itu tidak makan sehari saja seperti kami ini bagaimana perasaannya," katanya. 

Baca juga: Berikut 5 Point Tuntutan Awak Kapal West Papua Cruiser dan Speed Pasific Traider

Yuliana berharap agar Pemprov Papua Barat dapat mengerti, mengetahui dan memperhatikan kondisi mereka saat ini.

Dirinya mempunyai anak tiga dan saat ini anak bungsunya telah berkuliah di kampus perminyakan yang membutuhkan biaya pendidikan.

"Satu bulan kami harus siapakan biaya Rp8 juta per bulan untuk biaya sekolah anak saya dan sekarang lagi praktek dan tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar lagi," pungkas dia. (tribunsorong.com/aldy tamnge)