Debat Pilkada Kota Sorong 2024

Ini Strategi Nela-Hermanto Atasi Kemacetan di Kota Sorong Papua Barat Daya

Hermanto Suaib menjelaskan, perlu ada regulasi membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong optimalisasi moda transportasi umum.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
ISTIMEWA
Calon Wakil Wali Kota Sorong Nomor Urut 1 Hermanto Suaib saat menjawab pertanyaan dari panelis dalam debat publik kedua, Selasa (19/11/2024). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 1 Petronela Kambuaya-Hermanto Suaib (PAHAM) menjawab pertanyaan panelis soal strategi mengatasi masalah kemacetan di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Sorong Rabu 20 November 2024, Terjadi Hujan Ringan, Warga Sediakan Payung

Calon Wakil Wali Kota Sorong Nomor Urut 1 Hermanto Suaib menjelaskan, perlu ada regulasi membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong optimalisasi moda transportasi umum.

“Transportasi berbasis umum perlu kembali digiatkan termasuk melakukan peremajaan angkot saat ini,” jelas Hermanto Suaib dalam debat publik kedua di Gedung L Jitmau, Selasa (19/11/2024).

Baca juga: Begini Cara Paslon GASFUL Lindungi Pengusaha Lokal Kota Sorong Papua Barat Daya

Eks Rektor UNAMIN Sorong itu bilang, perubahan pola transportasi masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi menjadi salah satu penyebab utama kemacetan dan meningkatnya kebutuhan ruang parkir.

“Kami akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan transportasi umum sebagai solusi kebutuhan bersama,” katanya.

Hermanto mengusulkan pengembangan infrastruktur pendukung seperti pemasangan rambu-rambu lalu lintas, sistem trafik lebih baik, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memantau kemacetan.

“Kami akan menggunakan CCTV memantau daerah rawan macet dan mengatur lalu lintas dengan lebih efektif,” paparnya.

Baca juga: 3 Program Jitu Abner-Said Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pangkas Pengangguran di Kota Sorong

Ia mengungkapkan, bahwa kemacetan diperburuk oleh masuknya kendaraan dari wilayah sekitar ke Kota Sorong.

“Sebagai kota penyangga, Sorong menerima kendaraan dari berbagai daerah, yang menambah volume di jalan raya. Ini membutuhkan pengaturan lebih baik,” ucap dia.

Baca juga: Strategi Konkrit Lobat-Anshar untuk Penanganan Stunting di Kota Sorong Papua Barat Daya

Ia berharap, langkah-langkah ini dapat menciptakan sistem transportasi efisien dan ramah lingkungan, sekaligus mengurangi beban lalu lintas di Kota Sorong, Papua Barat Daya(tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved