Jeritan Warga Manyaifun Raja Ampat Usai Tambang Ditutup, Kini Berharap Wisata Jadi Solusi

Kini, hanya sembilan keluarga yang masih bertahan sebagai pelaku usaha homestay dan pemandu wisata di kampung tersebut.

Baca juga: Respons Bupati Raja Ampat Pascapencabutan IUP Tambang Nikel, 50 Pemuda Kehilangan Pekerjaan

Menurut Akuila, dalam satu kali pelayanan kepada wisatawan mulai dari penjemputan, pengantaran ke spot menyelam, hingga menginap di homestay pendapatan yang diperoleh bisa lebih dari Rp4 juta.

“Kalau tidak ada tamu, saya bisa berkebun atau mancing. Laut dan darat di sini sudah memberikan banyak manfaat sejak dulu,” ujarnya.

Baca juga: Mabes Polri dan Polda Papua Barat Daya Kerahkan Tim Satgas ke Lokasi Tambang di Raja Ampat

Natalia dan Akuila sama-sama berharap agar pemerintah, terutama pemerintah pusat, bisa memfasilitasi warga yang kehilangan pekerjaan agar beralih ke sektor lain yang berkelanjutan, seperti pariwisata berbasis alam.

“Kami berharap pemerintah bisa mencarikan solusi, agar warga bisa kembali mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan keluarga di Manyaifun,” pungkas Natalia.

Baca juga: KPK Telusuri Praktik Korupsi di Balik Eksplorasi Tambang Nikel Raja Ampat, Dugaan Reinkarnasi IUP

Kini, warga Manyaifun dihadapkan pada pilihan sulit bertahan tanpa pekerjaan atau beradaptasi dengan peluang baru, termasuk dari sektor wisata yang menjanjikan namun memerlukan dukungan dan pembinaan berkelanjutan. (tribunsorong.com/safwan ashari)