Wisata Raja Ampat

Raja Ampat Berstatus UGGp dan Cagar Biosfer, Pemerintah Diminta Intervensi Kebijakan Perlindungan

Ia menyatakan, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah harus melindungi Raja Ampat lewat kebijakan perlindungan secara permanen.

Penulis: Safwan | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/M FAJRI
EKSOTISME RAJA AMPAT - Gugusan pulau eksotis di kawasan wisata Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Raja ampat kini berstatus UNSECO Global Geopark (UGGp) dan Cagar Biosfer. 

TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Raja Ampat, Papua Barat Daya menyandang status ganda sebagai dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yakni UNESCO Global Geopark (UGGp) dan Cagar Biosfer.

Raja Ampat satu-satunya daerah di Indonesia yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer bergabung dengan 29 lokasi lainnya di seluruh dunia karena keunikan ekosistemnya.

Keindahan dasar laut di Kampung Arborek, Kabupaten Raja Ampat.
Keindahan dasar laut di Kampung Arborek, Kabupaten Raja Ampat. (ISTIMEWA)

Greenpeace Indonesia mendorong Pemerintah Kabupaten Raja Ampat agar melindungi ekologi, hingga sumber daya alam (SDA) pulau-pulau kecil sekitarnya.

"Dunia mengakui keunikan Raja Ampat yang kaya biodiversitas dari laut hingga darat, maka kita harus ikut bangga," ujar Kepala Kampanye Global Greenpeace untuk Hutan Indonesia Kiki Taufik kepada TribunSorong.com via sambungan telepon, Selasa (30/9/2024).

Baca juga: Dilema Konsesi Tambang dan Keberlanjutan UNESCO Global Geopark Raja Ampat

Ia menyatakan, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah harus melindungi Raja Ampat lewat kebijakan perlindungan secara permanen.

Selain itu mengembangkan daerah ke arah yang sustainable (berkelanjutan), serta tidak fokus kepada kegiatan eksploitatif.

"Raja Ampat paling layak sektor pariwisata dan perikanan," kata Kiki.

Menurutnya, hasil riset Greenpeace Indonesia dan Auriga, ada beberapa terumbu karang dan hutannya yang rusak akibat penambangan.

Oleh karena itu, melalui status Cagar Biosfer dan UGGp bisa menyelamatkan Raja Ampat dari eksploitasi alam.

"Kami berharap, pemerintah lebih fokus pada pengembangan potensi pariwisata dan sumber daya perikanan," ucap Kiki. 

Baca juga: Sengketa 3 Pulau Raja Ampat Masuk Malut, Pemprov Papua Barat Daya Rapat dengan Wamendagri

Lingkup Cagar Biosfer Raja Ampat

Communication Officer UNESCO Regional Office in Jakarta Aisyah Agusty menjelaskan, penetapan Cagar Biosfer didasarkan pada keunikan ekosistem Raja Ampat.

Ada lebih dari 700 Cagar Biosfer di 130 negara yang mencakup lebih dari lima persen daratan bumi.

Cagar Biosfer Raja Ampat membentang seluas 135 ribu kilometer persegi meliputi 610 pulau, dengan hanya 34 pulau berpenghuni. 

Speed boat mengangkut rombongan pelancong di spot wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Speed boat mengangkut rombongan pelancong di spot wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. (ISTIMEWA)

Berada di jantung Segitiga Terumbu Karang, kawasan ini memiliki keanekaragaman laut terbesar di dunia.

Mencakup lebih dari 75 persen spesies karang yang dikenal di bumi.

Sumber: TribunSorong
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved