Harga Beras

Beras Mahal, Nasi Cepat Basi: Warga Sorong ‘Curhat’ di Media Sosial, Begini Langkah TPID

TPID secara rutin turun ke lapangan setiap bulan guna melakukan pengawasan terhadap distribusi dan kualitas bahan pangan.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
Dok. Istimewa
TPID PANTAU BERAS - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan pemantauan harga dan kualitas beras di Kota Sorong, Papua Barat Daya. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Harga beras di Kota Sorong, Papua Barat Daya belakangan ini mengalami kenaikan.

Baca juga: Harga Beras Meroket di Pasar Remu Sorong, Warga Mengeluh dan Harap Pemerintah Turun Tangan

Di tengah kenaikan, beberapa warga justru mengeluh dengan kondisi beras yang dijual.

“Beli beras semangka saja dong (mereka) sudah campur aduk dengan beras Bulog, nasi baru cok pagi, siang sudah basih,” komentar warga di berita tentang Harga Beras Meroket di Pasar Remu yang diposting di akun resmi Tribun Sorong, pada Rabu (9/7/2025).

“Iya betul sekali kaka, kita sangat kecewa, mau makan lihat nasi sudah basih,” tambah warga lain.

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Remu Kota Sorong Tembus Rp200 Ribu Per Kilogram

Menanggapi keluhan itu, Tribun Sorong langsung mengkonfirmasi ke Pemkot Sorong melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terkait pengawasan penjualan beras.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kota Sorong Milan Latumeten menegaskan, bahwa TPID secara rutin turun ke lapangan setiap bulan guna melakukan pengawasan terhadap distribusi dan kualitas bahan pangan.

“Kami pernah temukan barang kedaluwarsa dan oplosan, namun saat itu langsung kami tindak tegas,” ujar Milan.

Menurutnya, setelah kejadian tersebut pihak distributor atau pedagang yang melanggar dipanggil ke kantor dan diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran. 

Hingga kini, TPID belum kembali menemukan kasus serupa dalam inspeksi rutin mereka.

Baca juga: Usai Tragedi Pembunuhan di Malanu, Wali Kota Sorong Septinus Lobat Janji Berantas Miras

Milan juga menjelaskan, bahwa pengawasan dilakukan secara terjadwal, terutama setelah Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong merilis data inflasi bulanan.

 “Biasanya kami turun lapangan pada minggu kedua atau ketiga. Bahkan ada dinas seperti dinas perdagangan yang rutin mengecek setiap hari karena juga bagian dari TPID,” jelasnya.

Menanggapi potensi manipulasi barang oleh pedagang, Milan menekankan bahwa TPID juga terbuka terhadap laporan dari masyarakat. 

“Kalau ada indikasi pedagang menyembunyikan barang jelek atau curang dalam menjual, laporan warga sangat membantu. Ini menjadi sinyal bahwa masih ada masalah di lapangan yang perlu kami tindak,” ujarnya.

Baca juga: Nasib 121 Pahlawan Kebersihan Kota Sorong, Sejak Akhir Juni Alami Kegelisahan

Sebagai upaya konkret mendukung ketahanan pangan, Milan memperkenalkan Toko Pangan Kota Sorong atau TOPAS, yang berlokasi di lingkungan kantor Wali Kota Sorong tepatnya di dinas perdagangan. 

Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan Arak Jenazah ke Kantor Wali Kota Sorong, Polisi Tangkap Pelaku

TOPAS menyediakan bahan pokok seperti beras, gula, minyak, dan tepung dengan harga di bawah pasar.

“Kami mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan TOPAS sebagai alternatif berbelanja. Selain murah, kualitas barangnya juga kami awasi ketat,” pungkas Milan. (tribunsorong.com/angela cindy) 

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved