Stunting di Kota Sorong

3 Program Unggulan DPPKB Kota Sorong Tangani Persoalan Stunting

Ada tiga program unggulan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
PROGRAM PENANGANAN STUNTING - Pelaksana tugas (Plt) Kepala DPPKB Kota Sorong Saul Erens Solossa memaparkan program penanganan stunting di Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya, Kamis (17/7/2025). Penjelasan disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Gedung L. Jitmau, kompleks kantor wali kota. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Ada tiga program unggulan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Sorong, Papua Barat Daya dalam penurunan stunting, yakni Genting, GATE, dan Tamasya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala DPPKB Kota Sorong Saul Erens Solossa mengatakan, pendekatan ini menyasar kepada penguatan peran keluarga dan masyarakat dalam mencegah stunting sejak dini.

“Stunting adalah persoalan yang tidak cukup hanya ditangani oleh satu sektor. Maka program-program ini dirancang melibatkan seluruh komponen masyarakat,” katanya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Gedung L. Jitmau, kompleks kantor wali kota, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Kasus Stunting Kota Sorong Turun pada Triwulan I/2025, Berikut Data Prevalensi di 10 Distrik

Saul menjelasan, Genting atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting mendorong masyarakat, dunia usaha, dan lembaga lainnya untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting.

Saat ini di Kota Sorong terdapat 96 keluarga risiko stunting yang menjadi sasaran program.

"Jumlah ini bisa bertambah, sehingga kami ingin menggerakkan semangat gotong royong agar siapapun bisa ambil bagian,” ujar Saul.

Kontribusi yang diberikan, lanjutnya, dapat berupa dukungan nutrisi maupun non-nutrisi, seperti perlengkapan bayi, edukasi gizi, dan sanitasi dasar.

Program selanjutnya, kata Saul, adalah GATE atau Gerakan Ayah Teladan, yakni mendorong keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan anak.

Baca juga: Puskesmas Klasaman Kota Sorong Gencarkan Penurunan Stunting dan Imunisasi Anak

Bentuk langkah konkretnya adalah kampanye “Ayah Antar Anak ke Sekolah” sebagai simbol awal keterlibatan emosional sejak dini.

“Kami ingin ubah mindset bahwa pengasuhan itu bukan hanya tugas ibu. Ayah juga harus terlibat,” kata Saul.

Selain itu, program ini juga mencakup konseling pranikah dan pembentukan komunitas ayah sadar pengasuhan.

Baca juga: Ketua TP PKK Kota Sorong Kunjungi Posyandu di Matalamagi, Ada 4 Balita Alami Stunting Ringan

Berikutnya program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), merupakan ruang tumbuh kembang anak yang dilengkapi pengasuh bersertifikat, psikolog, dan dokter anak.

Tamasya belum direalsiasikan, namun diharapkan menjadi ruang yang aman, edukatif, dan menyenangkan guna mencegah stunting dari sisi tumbuh kembang anak.

"DPPKB juga mengenalkan program SIDAYA (Lansia Berdaya) dan aplikasi AI-SuperApps Keluarga Indonesia, sebagai inovasi layanan satu pintu berbasis digital," ucap Saul.

Baca juga: Dinkes Papua Barat Daya Desak Penempatan Koordinator BKKBN untuk Percepat Penanganan Stunting 

Ia pun menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk media, untuk menyukseskan gerakan ini.

Diharapkan media turut membantu menyampaikan bahwa siapa pun bisa jadi bagian dari solusi.

"Mari bersama kita bisa cegah stunting demi masa depan generasi Kota Sorong yang lebih sehat,” kata Saul. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved