Pantai Kaisarea Kota Sorong: Berawal dari Impian Pribadi, Kini Jadi Destinasi Favorit

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Di bawah langit biru Kota Sorong, Pantai Kaisarea menawarkan ketenangan dengan debur ombak dan semilir angin. 

Destinasi yang ramai dikunjungi warga ini adalah hasil kerja keras Hendrik, membangunnya seorang diri di lahan keluarga sejak Agustus 2023.

Baca juga: Kasus Malaria Kota Sorong Turun ke 2.818 Pascapuncak 3.925: Kelambu Massal Jadi Kunci Eliminasi

Hendrik memulai proyek ini dengan niat sederhana. 

Menjadikan tepi pantai sebagai ruang santai bagi masyarakat untuk menikmati laut, membakar ikan, dan berkumpul bersama keluarga. 

Baca juga: Wali Kota Lobat Bagi Kelambu, Perkuat Komitmen Kota Sorong Eliminasi Malaria di Tahun 2029

Awalnya, ia sempat berselisih dengan saudaranya mengenai pemanfaatan lahan, namun berkat tekad dan penjelasannya, ia berhasil mewujudkannya. 

"Satu bulan penuh saya kerja, bangun semuanya sendiri," kenangnya.

Baca juga: Gedung Kusam, Jendela Hilang: Potret Pilu Pendidikan di SMPN 5 Kota Sorong, Komisi X DPR RI Prihatin

Kini, Pantai Kaisarea menjadi salah satu destinasi favorit di Sorong. 

Pendapatan pantai ini meningkat pesat, dengan omzet rata-rata sekitar Rp10 juta per minggu. 

Pada hari biasa, pendapatannya mencapai Rp1 juta, meningkat tajam menjadi Rp3 juta pada hari Sabtu, dan bahkan mencapai Rp5 juta pada hari Minggu.

Pantai ini menyediakan berbagai fasilitas sederhana, seperti pondok kayu, area duduk santai, dan spot foto.

Baca juga: Edo Kondologit Sah Mundur dari PDI Perjuangan, Pengurus DPC Kota Sorong dan DPD Ungkap Dedikasi

Pengelola saat ini tengah membongkar bangunan lama untuk pembangunan ulang, termasuk rencana membuat jembatan baru yang akan menjadi spot foto khas.

Harga tiket masuk Pantai Kaisarea sangat terjangkau:

Pengunjung Rp10.000 per orang.

Baca juga: Gedung Sekolah Minggu Noach Kota Sorong Diresmikan, Gubernur Elisa: Investasi dan Aset Rohani

Kendaraan, Motor Rp20.000, mobil kecil Rp50.000, dan bus Rp100.000. 

Untuk rombongan besar, perhitungan biaya dapat disesuaikan berdasarkan kendaraan, bukan perorangan.

Menariknya, pantai ini mengusung konsep "merasa seperti di rumah sendiri". 

Baca juga: Becak Urat Nadi Kehidupan Masyarakat Pulau Doom Kota Sorong

Pengunjung diizinkan membawa makanan atau ikan untuk dibakar di lokasi. 

Hendrik menyediakan alat pemanggang, meski arang atau tempurung harus dibawa sendiri oleh pengunjung. 

Selain itu, ada kafe kecil hasil kerja sama dengan warga sekitar. 

Hendrik juga membuka peluang bagi UMKM lokal untuk berjualan cemilan atau manisan tanpa dikenai biaya sewa atau pajak.

Pantai Kaisarea masih dikelola sepenuhnya secara swadaya oleh keluarga Hendrik. 

Baca juga: 6 Instansi Masuk Tim Pembina Posyandu Kota Sorong, Simak Misi Besar Programnya

Ia mengakui, pemerintah kota sempat membantu berupa gazebo dan toilet dari Dinas Pariwisata, namun dukungan lanjutan belum ada.

Hendrik berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan potensi wisata lokal di Sorong. 

Baca juga: DAU Kelurahan Klasabi Jadi Modal Ibu Rumah Tangga Kota Sorong Mandiri, Fokus UMKM dan Gizi Posyandu

Menurutnya, banyak wisatawan luar yang membandingkan suasana Pantai Kaisarea dengan Bali. 

"Kalau di sana pemerintah dukung penuh. Kalau di sini, semua masih swadaya. Padahal kalau diperhatikan, pasti bisa jadi tempat bagus dan ada pajak masuk juga buat daerah," harapnya.

Bagi Hendrik, melihat pengunjung senang dan melupakan kepenatan hari-hari adalah alasan yang cukup baginya untuk terus bertahan. (tribunsorong.com/angela cindy)