Kisah Petrus Sagisolo, Penjaga TWA Sorong Sekaligus Dokter Burung
Petrus adalah pegawai kontrak pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat.
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dengan hati-hati Petrus Sagisolo memberi makan Kakatua Jambul Kuning di Taman Wisata Alam (TWA) Kota Sorong, Sabtu (18/3/2023).
Warga Klasaman Kilometer 13, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya ini sudah lima tahun jadi penjaga TWA Kota Sorong.
Petrus adalah pegawai kontrak pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat.
Tak sekadar menjaga, Petrus juga berperan layaknya dokter dokter hewan.
Ia juga diberi tugas mengurus klinik dan karantina hewan.
"Selain memberi makan satwa yang dilindungi, saya juga ikut mengurus klinik," ujar pria berusia 35 tahun ini kepada TribunSorong.com.
Alumni Universitas Udayana Bali ini sehari-hari bertugas memberi makan burung dan satwa lainnya hasil sitaan dari masyarakat maupun hasil penyelundupan di atas kapal.

Menurutnya, mengurus satwa dan memberi makan burung di TWA Sorong menjadi kepuasan tersendiri.
Petrus mengisahkan suka dukanya selama bekerja menjaga hutan Taman Wisata Alam Sorong.
Menjaga TWA Sorong ujarnya tidak mengenal hari libur.
Ia dan tim harus terus mengawasi hutan konservasi.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Sorong Papua Barat Daya Hari Ini Sabtu, 18 Maret 2023: Sore Akan Hujan Ringan
"Tapi ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan, yaitu saat saya merawat dan memberi makan satwa-satwa yang ada," kata pria yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Matoa TWA Sorong ini.
TWA kota Sorong lanjutnya dibagi dalam tiga blok yaitu blok rehabilitasi, pemanfaatan dan blok lindung.
Luas TWA 945,90 hektare.
TWA Sorong memiliki enam jenis burung yakni Kakatua Raja 10 ekor,
Kakatua Jambul Kuning 27, Mambruk 1, Walabi/Laoloa 1, Nuri Kepala Hitam 21, Nuri Bayan Merah 1 dan Nuri Bayan Hijau 1.(tribunsorong/wilem makatita)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.