Festival Egek Sorong
Festival Egek Milik Semua, Mengedukasi Masyarakat Adat dan Orang Luar Papua Barat Daya
Tak hanya itu, festival bertujuan membuka tabir di balik ilmu pengetahuan dan sains tradisional di Suku Moi.
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Festival Egek I di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dibuka, Senin (5/6/2023).
Ketua Panitia Tori Kalami mengatakan, event budaya ini terselenggara berkat kontribusi semua pihak yang telah membantu setiap prosesnya.
Baca juga: Tiga Budaya Turun Temurun di Papua Barat Daya
Festival ini digarap agar mengedukasi masyarakat adat dan orang luar, tentang pentingnya tradisi lokal.
Tak hanya itu, festival bertujuan membuka tabir di balik ilmu pengetahuan dan sains tradisional di Suku Moi.
"Kami siapkan sekitar 21 stan karena Festival Egek ini adalah milik semua," kata Tori Kalami.
Tori Kalami berharap, kegiatan ini terlaksana secara baik dan lancar sampai hari terakhir, yakni 8 Juni 2023 mendatang sehingga mengangkat harkat martabat orang Moi di Sorong.
Informasi yang dihimpun TribunSorong.com, egek merupakan konservasi tradisional dalam mengelola sumber daya alam baik di hutan atau di laut oleh masyarakat Suku Moi di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon.
Secara pemaknaan dan pemanfaatan, egek dan sasi memiliki kesamaan, yaitu berupa aturan pelarangan mengambil sesuatu dari alam dalam kurun waktu tertentu.
Egek laut di Kampung Malaumkarta mengatur soal pelarangan mengambil komoditas laut yaitu lobster, udang, teripang, dan lola, serta larangan penggunaan alat tangkap seperti jaring, bom, dan bius.
Hasil ataupun nilai ekonomi dari egek dapat menunjang kebutuhan ekonomi dan juga dimanfaatkan untuk kebutuhan bersama masyarakat.
Masyarakat di Kampung Malaumkarta hingga kini masih mempertahankan tradisi yang diwariskan leluhur mereka dalam menjaga alam.
Baca juga: Siswa SMA YPPK Agustinus Sorong Diminta Santun dan Hargai Budaya, Ada Apa?
Kearifal lokal egek ini jika ada yang melanggar akan dikenai sanksi adat.
Praktik egek ini selain didukung lembaga keagamaan berupa gereja, juga telah mendapat pengakuan dari pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Jadi Duta Pemuda dari Tanah Papua, Sarcelina Wambrauw Kenalkan Budaya hingga Papeda di Tanah Jawa
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Sorong Nomor 7 tahun 2017 tentang Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut.
Secara ekologi, sangat jelas praktik egek mampu menjaga ketersediaan sumber daya alam berkelanjutan.
Praktik Ilegal Merusak Lingkungan Masih Terjadi, Ini Usulan Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw |
![]() |
---|
Dukung Festival Egek di Malaumkarta, Pj Bupati Sorong Dorong Pengembangan Destinasi Jangka Panjang |
![]() |
---|
Festival Egek Malaumkarta, Cara Masyarakat Adat Sorong Pertahankan Budaya dan Lingkungan |
![]() |
---|
Upacara Adat Malamoi Buka Pemalangan Jalan di Mayamuk Sorong, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.