Fasilitas P

2 Kampung di Sorong Selatan Andalkan Pasokan Listrik dari Tenaga Air, Beroperasi Belasan Tahun

Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola PLTMH.

Penulis: Astri | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ASTRI
GARDU INDUK PLTMH - Gardu induk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kampung Wehali dan Kampung Magis, Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Senin (17/11/2025). Pembangkit yang mengandalkan tenaga air dari Kali Doros ini ini dikelola warga secara mandiri sejak 2014. 
Ringkasan Berita:
  • Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola PLTMH secara mandiri sejak 2014.
  • Sistem pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan energi aliran air tersebut dibangun di atas Kali Doros.
  • Pengelola menetapkan tarif Rp30.000 per bulan untuk setiap rumah tangga yang berjumlah 60 KK.
  • Operasional PLTMH disesuaikan pada aktivitas masyarakat.
  • Pengelola berharap ada dukungan peningkatan kapasitas mesin dan peremajaan peralatan.

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) secara mandiri sejak 2014.

Sistem pembangkit listrik skala kecil ini memanfaatkan energi aliran air Kali Doros, perbatasan antara dua kampung. 

Baca juga: Rapat Kerja Adat I LMA Nasawat di Teminabuan Sorong Selatan, Penguatan Peran hingga Program Kerja

PLTMH tersebut menjadi satu-satunya yang beroperasi di kabupaten berjuluk "Negeri 1001 Sungai" tersebut.

Pembangunan awal pembangkit menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

Baca juga: Devianti Sesa: 8 Tahun Dedikasi Lestarikan Tradisi Tenun Kain Boriem Tehit Sorong Selatan

Prosesnya hasil kerja sama kontraktor dan gotong royong warga yang mengangkut material melalui arus sungai deras.

"Hasil musyawarah pemda dan masyarakat waktu itu, pengelolaan diserahkan kepada warga setempat karena warga merasa memiliki hak atas sumber air di tanah mereka," kata Sekretaris Kampung Magis ujar Abner Bleskadit.  

Ia menambahkan, masyarakat Kampung Magis-Wehali membentuk struktur kepengurusan khusus mengatur operasional PLTMH.

Tarif listrik ditetapkan Rp30.000 rupiah per bulan untuk setiap rumah tangga yang totalnya ada 60 kepala keluarga (KK). 

"Dana terkumpul digunakan membeli grease (pelumas) turbin, honor petugas pengecekan rutin, dan untuk perawatan teknis lainnya,” kata Abner. 

Menurutnya, operasional PLTMH disesuaikan pada aktivitas masyarakat setempat.

Baca juga: 80 IRT Kurang Mampu di Sorong Selatan Diajari Bikin Kue dan Keripik, Program Pemberdayaan Dinsos

Pasokan listrik biasanya meningkat saat ada kegiatan besar seperti acara pemerintahan kampung, pertemuan adat, maupun ibadah di gereja. 

“Listrik menyala dari malam sampai pagi, siang hari mati. Tapi kalau ada kegiatan atau kunjungan biasanya menyala 24 jam," ucap Abner. 

Baca juga: Mama-mama dan Remaja Kampung Nambro Sorong Selatan Belajar Bikin Kerajinan Manik-manik dan Mahkota

PLTMH  menghadapi tantangan dari segi kapasitas dan usia peralatan karena beroperasi lebih 10 tahun, .

Banyak komponen teknis membutuhkan penggantian, namun pengadaannya harus dilakukan dari luar daerah, sehingga memerlukan biaya dan waktu cukup lama. 

"Kami berharap adanya dukungan untuk peningkatan kapasitas mesin serta peremajaan alat-alat teknis yang sudah mulai usang," ujar Abner. (tribunsorong.com/astri)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved