Fasilitas P
2 Kampung di Sorong Selatan Andalkan Pasokan Listrik dari Tenaga Air, Beroperasi Belasan Tahun
Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola PLTMH.
Ringkasan Berita:
- Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola PLTMH secara mandiri sejak 2014.
- Sistem pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan energi aliran air tersebut dibangun di atas Kali Doros.
- Pengelola menetapkan tarif Rp30.000 per bulan untuk setiap rumah tangga yang berjumlah 60 KK.
- Operasional PLTMH disesuaikan pada aktivitas masyarakat.
- Pengelola berharap ada dukungan peningkatan kapasitas mesin dan peremajaan peralatan.
TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Kampung Wehali dan Kampung Magis di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) secara mandiri sejak 2014.
Sistem pembangkit listrik skala kecil ini memanfaatkan energi aliran air Kali Doros, perbatasan antara dua kampung.
Baca juga: Rapat Kerja Adat I LMA Nasawat di Teminabuan Sorong Selatan, Penguatan Peran hingga Program Kerja
PLTMH tersebut menjadi satu-satunya yang beroperasi di kabupaten berjuluk "Negeri 1001 Sungai" tersebut.
Pembangunan awal pembangkit menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.
Baca juga: Devianti Sesa: 8 Tahun Dedikasi Lestarikan Tradisi Tenun Kain Boriem Tehit Sorong Selatan
Prosesnya hasil kerja sama kontraktor dan gotong royong warga yang mengangkut material melalui arus sungai deras.
"Hasil musyawarah pemda dan masyarakat waktu itu, pengelolaan diserahkan kepada warga setempat karena warga merasa memiliki hak atas sumber air di tanah mereka," kata Sekretaris Kampung Magis ujar Abner Bleskadit.
Ia menambahkan, masyarakat Kampung Magis-Wehali membentuk struktur kepengurusan khusus mengatur operasional PLTMH.
Tarif listrik ditetapkan Rp30.000 rupiah per bulan untuk setiap rumah tangga yang totalnya ada 60 kepala keluarga (KK).
"Dana terkumpul digunakan membeli grease (pelumas) turbin, honor petugas pengecekan rutin, dan untuk perawatan teknis lainnya,” kata Abner.
Menurutnya, operasional PLTMH disesuaikan pada aktivitas masyarakat setempat.
Baca juga: 80 IRT Kurang Mampu di Sorong Selatan Diajari Bikin Kue dan Keripik, Program Pemberdayaan Dinsos
Pasokan listrik biasanya meningkat saat ada kegiatan besar seperti acara pemerintahan kampung, pertemuan adat, maupun ibadah di gereja.
“Listrik menyala dari malam sampai pagi, siang hari mati. Tapi kalau ada kegiatan atau kunjungan biasanya menyala 24 jam," ucap Abner.
Baca juga: Mama-mama dan Remaja Kampung Nambro Sorong Selatan Belajar Bikin Kerajinan Manik-manik dan Mahkota
PLTMH menghadapi tantangan dari segi kapasitas dan usia peralatan karena beroperasi lebih 10 tahun, .
Banyak komponen teknis membutuhkan penggantian, namun pengadaannya harus dilakukan dari luar daerah, sehingga memerlukan biaya dan waktu cukup lama.
"Kami berharap adanya dukungan untuk peningkatan kapasitas mesin serta peremajaan alat-alat teknis yang sudah mulai usang," ujar Abner. (tribunsorong.com/astri)
| Pemkab Sorong Selatan Serahkan SK PPPK Tahap II/2025, Bupati Tekankan Loyalitas dan Kedisiplinan |
|
|---|
| Revitalisasi Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan, Pendidikan Inklusif Berbasis Potensi Lokal |
|
|---|
| Polres Sorong Selatan Gelar Apel Siaga Bencana, Kapolres Beri 5 Imbauan Penting |
|
|---|
| Berawal Coba-coba, Mama Albertina Sukses Kembangkan Usaha Kue Sagu Sejak 2022 di Sorong Selatan |
|
|---|
| Siswa Sekolah Dasar di Sorong Selatan Minta Ada Menu Papeda di Program MBG |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20251118_pltmh-2-kampung-di-sorong-selatan.jpg)