Kabar Raja Ampat
Lindungi Kawasan Konservasi Terumbu Karang, Pokja RAMS Imbau Kapal Tak Buang Jangkar Sembarangan
Kelompok Kerja Raja Ampat Mooring System atau Pokja RAMS melakukan peluncuran perdana mooring buoy di kawasan konservasi perairan Raja Ampat.
Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Ilma De Sabrini
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Kelompok Kerja Raja Ampat Mooring System atau Pokja RAMS melakukan peluncuran perdana mooring buoy di kawasan konservasi perairan Raja Ampat, Sabtu (8/6/2024).
RAMS merupakan inisiasi yang lahir dari kolaborasi antara pemangku kebijakan pariwisata di Raja Ampat yang bersifat lintas kewenangan, baik tingkat daerah, provinsi hingga nasional.
Baca juga: Perairan Raja Ampat Diwacanakan Bakal Punya 107 Mooring System
Pokja RAMS berperan sentral dalam mempersiapkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan tata kelola beserta seluruh aspek terkait proses pengamanan pengelolaan dan perlindungan ekosistem laut khususnya terumbu karang.
Kegiatan peluncuran mooring system (sistem tambat) itu dilakukan langsung dari atas Kapal Navigasi Yefyus yang ditandai dengan bunyi sirine kapal.
Peluncuran itu disaksikan oleh para pejabat yang tergabung dalam Pokja RAMS, perwakilan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Kepala Kampung Friwen serta ketua adat setempat.
Penjabat atau Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa'ad lewat sambutan yang sampaikan Kepala Dinas P2KP Absalom Solossa mengatakan, tujuan dari fasilitas labuh tambat yang dipasang di perairan Raja Ampat ini agar kapal-kapal wisata tidak membuang jangkar sembarangan sehingga merusak terumbu karang.
"Harapan kami adalah fasilitas labuh-tambat di seluruh Raja Ampat menggunakan sistem yang ada pada RAMS, baik dari aspek spesifikasi hingga kepada sistem pengelolaannya," ujar Absalom Solossa.
Baca juga: Upacara Adat Kakes Iringi Peluncuran Mooring System di Kawasan Konservasi Raja Ampat
Dikatakannya, dua unit fasilitas labuh tambat kapal yang diluncurkan tentunya akan menjadi percontohan guna dikembangkan lebih jauh pada skala provinsi.
"Peluncuran mooring system di Raja Ampat ini yang pertama di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan konservasi. Tentunya terhadap wilayah-wilayah lain di Indonesia yang menjadi destinasi bagi kapal-kapal wisata yang membutuhkan sistem labuh tambat yang baik," tandasnya.
Baca juga: Jaga Ekosistem Laut, Pemprov PBD dan KI Tempatkan Mooring System di Perairan Friwen Raja Ampat
Kepala Distrik Navigasi Sorong Arif Muljanto, mengatakan Distrik Navigasi Kelas 1 Sorong mengambil bagian dalam Pokja RAMS untuk memastikan bahwa keamanan terumbu karang di perairan Konservasi aman dengan menata alur pelayaran.
"Kami telah melakukan survei alur sehingga hasil itu diharapkan bisa mengatur mengendalikan dan mengawasi kapal-kapal yang akan masuk di wilayah Raja Ampat, terutama kapal wisata," ujarnya.
Penataan alur tambat-labuh ini, imbuhnya, berbeda dengan alur di pelabuhan.
Baca juga: Dorong Upaya Kestabilan Geopark Raja Ampat, Ini Langkah Strategis Pj Gubernur Papua Barat Daya
Dia berharap semua pihak bisa bersama-sama menjaga, sehingga konsep moorning system ini berjalan aman bagi terumbu karang.
Di sisi lain, pihaknya sedang melakukan survei dalam sebulan kedepan guna memastikan topografi dan kontur bawah laut.
"Kalau data hasil survei bawah laut sudah ada, maka akan kami bawa ke KKP untuk dikaji bersama. Kontur bawah laut itu berbeda-beda. Kami berharap dalam tahun ini sudah tambah mooring system di kawasan konservasi Raja Ampat," jelassnya.
Baca juga: Sandang Status UNESCO Global Geopark, Pemkab Raja Ampat Gencar Perbaiki Fasilitas Wisata
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.