NU di Papua Barat Daya

Semarak Lomba Fatayat NU Kabupaten Sorong Berakhir, Ajang Syiar Islam dan Pencegahan Pernikanan Dini

Penutupan ajang dalam rangka memperingati Harlah Ke-74 Fatayat NU tersebut berlangsung di halaman Sekretariat PCNU Kabupaten Sorong.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
Ketua PCNU Kabupaten Sorong Rofiul Amri menyampaikan sambutan dalam penutupan Semarak Lomba Fatayat NU (SALAF) di halaman sekretariat PCNU Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (22/6/2024). 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Semarak Lomba Fatayat NU (SALAF) yang diselenggarakan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya berakhir pada Sabtu (22/6/2024).

Penutupan ajang dalam rangka memperingati Harlah Ke-74 Fatayat NU tersebut berlangsung di halaman Sekretariat PCNU Kabupaten Sorong.

Baca juga: PC Fatayat NU Bersama Dua Stakeholder Kolaborasi Cegah Perkawinan Anak di Kabupaten Sorong

Rangkaian acara diawali sambutan Ketua PCNU Kabupaten Sorong Rofiul Amri.

"Kegiatan yang dilaksanakan Fatayat ini adalah bagian dari syiar yang akan membawa nama besar NU, khususnya Semarak Lomba Fatayat," katanya.

Baca juga: Semarak Lomba Fatayat NU Kabupaten Sorong, Meriahkan Peringatan Harlah Fatayat NU ke-74

Rofiul Amri menekankan pentingnya kegiatan syiar Islam melalui lomba-lomba seperti SALAF yang telah berhasil menarik perhatian masyarakat luas sekaligus memperkenalkan Mars NU kepada masyarakat.

Selama tiga hari pelaksanaan, lomba selawat, pembacaan Kitab Barzanji, serta Mars NU berjalan lancar dan meriah.

"Alhamdulillah, Mars NU yang belum dihafal oleh pengurus NU, sudah dihafal oleh orang di luar NU," ujar Rofiul Amri.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sorong ini menyebut pentingnya terus mengadakan perlombaan guna membangkitkan semangat dan motivasi di kalangan pengurus dan anggota NU.

Ia juga mengapresiasi Fatayat NU yang menghadirkan inklusi fokus pada pencegahan perkawinan anak.

Baca juga: Tekan Angka Pernikahan Dini, Cara Pemkab Sorong Turunkan Stunting

Program ini merupakan inisiatif kerjasama dengan lembaga besar di Australia yang bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan perkawinan anak.

"Seminar tersebut menjadi konsen penting mengingat banyaknya pernikahan dini di masyarakat kita," kata Rofiul Amri.

Menurutnya, dispensasi pernikahan di bawah umur masih sering terjadi.

Baca juga: Kepala Kantor Kemenag di Papua Barat dan Papua Barat Daya Teken 5 Poin Pakta Integritas

Oleh karena itu, program inklusi ini sangat relevan guna memberikan edukasi dan sosialisasi tentang risiko pernikahan anak, termasuk risiko kesehatan dan stunting.

Rofiul Amri berharap acara seperti ini dapat terus dilaksanakan di masa mendatang sehingga memperkuat syiar Islam dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan perkawinan anak. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved