Sumber Daya Manusia Papua Barat Daya
Sosok Zuzana Tutuhatunewa Penerjemah Bahasa Isyarat pada Kegiatan UNICEF, Mencuri Perhatian
Menariknya ada sosok penerjemah bagi anak-anak disabilitas yang ikut kegiatan tersebut.
Penulis: Aldy Tamnge | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - UNICEF Indonesia dan Australia meluncurkan program kelas awal tahun 2024-2027.
Kegiatan itu berlangsung di aula lantai dua gedung Pasca Sarjana UNIMUDA Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kelurahan Mariat Panati, Distrik Aimas, Selasa (16/7/2024).
Baca juga: UNICEF dan Australia Terapkan Pembelajaran Kelas Awal Bagi Anak Papua di 6 Kabupaten
Menariknya ada sosok penerjemah bagi anak-anak disabilitas yang ikut kegiatan tersebut.
Dia seorang Perempuan bernama Zusana Tutuhatunewa begitu asiknya menerjemahkan bahasa isyarat anak-anak disabilitas saat acara peluncuran itu.
Baca juga: 358 Pelamar Anggota PPS Pilkada Kabupaten Sorong 2024 Tes di UNIMUDA, Selebihnya di Distrik-distrik
Pada momen sambutan-sambutan, Zusana tampak menjelaskan dan menyampaikan kembali tentang pesan dari pejabat dalam acara itu.
Pemandangan ini mencuri banyak perhatian karena Zuzana telihat begitu santai tapi tetap berkarakter.
Bahkan penyandang disabilitas yang hadir pada kegiatan itu juga pun terlihat senyum dan senang mengikuti gerakan Zuzana.
Baca juga: ChECISCo dan Seminar K3 Teknik Kimia UNIMUDA Sorong Ajang Asah Kreativitas Pelajar dan Mahasiswa
Zusana Tutuhatunewa mengaku sangat senang bisa menjadi penerjemah bagi teman-teman penyandang disabilitas sekaligus menjadi sahabat dan bagian di tengah-tengah mereka yang memiliki kelebihan.
"Bagi orang lain mungkin itu kekurangan tapi bagi saya pribadi itu kelebihan yang dimiliki teman-teman disabilitas," katanya kepada TribunSorong.com.
Zusana bilang, penyandang disabilitas ini mungkin punya kekurangan secara fisik tetapi mereka punya kelebihan masing-masing.
Olehnya itu, dirinya bangga UNIMUDA Sorong juga memberi kesempatan kepada teman-teman tunarungu untuk belajar dan setara bersama teman-teman lainya.
"Mereka yang berkuliah disini (UNIMUDA) hebat-hebat dan saya sampaikan bangga mengenal dan bergabung dengan mereka dan yang ikut kegiatan ini ada berjumlah lima orang,” ucapnya.
Baca juga: Buka Seminar Nasional di UNIMUDA Sorong, Pj Gubernur Sampaikan 9 Isu Strategis Papua Barat Daya
Zusana mengaku, dirinya berasal dari komunitas Tuli Sorong di mana yang cikal bakalnya dibangun oleh para tunarungu di Kota dan Kabupaten Sorong dengan jumlah anggota sekitar 20 orang terdaftar.
Kehadiran komunitas ini diharapkan teman-teman disabilitas khususnya tunarungu selalu diperlakukan sama dengan teman-teman lainya.
Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Mahasiswa UNAMIN Sorong, Ada 24 Adegan Pelaku
Berharap semakin banyak orang yang memahami bahasa isyarat, sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik.
"Kami di komunitas Tuli Sorong punya slogan Sorong Ramah Tuli artinya semua punya hak dan perlakuan yang sama tanpa ada yang dibeda-bedakan," ujarnya.
Sebagai juru bahasa isyarat di komunitas itu, dirinya bersama rekan-rekan lainya banyak mengalami suka duka saat berkomunikasi dengan para tunarungu.
Di antaranya, merasa bangga memiliki keluarga, teman dan sahabat yang bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang mana tidak diketahui banyak orang.
Baca juga: UNIMUDA Sorong Raih Penghargaan pada Ajang Program Kosabangsa
Sedangkan dukanya harus jauh lebih sabar dan selalu dibawa rileks, karena kadang merasa letih saat menjelaskan sesuatu menggunakan bahasa isyarat.
"Tapi diantara suka duka tersebut, lebih banyak sukanya sih. Karena mereka rata-rata orang baik dan luar biasa hebat," pungkas dia. (tribunsorong.com/aldy tamnge)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.