Kehutanan PBD
Kebun Sagu Moisegen Sorong Kebanjiran, Dinas LHKP Papua Barat Daya Akan Panggil Perusahaan Sawit
Upaya tersebut merespons terjadinya banjir di kebun sagu warga setempat yang diduga dipicu pembukaan hutan guna keperluan perkebunan kelapa sawit.
TRIBUNSORONG.COM, SORONGĀ - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu menyatakan akan memanggil pihak perusahaan kebun sawit yang beroperasi di wilayah Kampung Ninjemur, Distrik Moisegen, Kabupaten Sorong.
Upaya tersebut merespons terjadinya banjir di kebun sagu warga setempat yang diduga dipicu pembukaan hutan guna keperluan perkebunan kelapa sawit.
"Kami sebagai pemangku kebijakan semua tergantung masyarakat. Jika suatu usaha itu berefek negatif ke mereka otomatis kami tak bisa tinggal diam," ujar Kelly kepada TribunSorong.com, Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Pj Bupati Maybrat Bertemu Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Bahas Program TORA
Perihal banjir yang terjadi di Kampung Ninjemur hingga ke perkebunan sagu di Moisegen pihaknya segera turun.
Selain mempanggil pemilik usaha kebun sawit, pihaknya akan memeriksa AMDAL dan dokumen lingkungan lainnya.
"Kalau benar dalam pemeriksaan dokumen pihak kelapa awit melanggar kesepakatan, otomatis akan mengevaluasi itu," katanya.
Baca juga: Dinas LHKP Gelar FGD Guna Jaring Isu Strategis Kehutanan di Papua Barat Daya
Kelly menegaskan, jika pembukaan hutan secara berlebihan hingga mengakibatkan banjir di Ninjemur otomatis akan ada peringatan keras dari pemerintah daerah.
Ia berharap, setiap pelaku usaha di sektor perkebunan kelapa sawit agar tidak mebuka lahan di luar dokumen perizinan yang disetujui.
Produksi sagu terhambat
Sebelumnya diberitakan, aktivitas Mama Susana Fadan (48) terhenti gegara banjir menggenangi hutan sagu di Kampung Ninjemur, Distrik Moisegen, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin (13/8/2024).
Perempuan asal Suku Moi Sigin itu menyebut, banjir merendam sebagian besar area kebun miliknya sehingga tidak bisa memproduksi sagu.
Menurutnya, pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di dekat Kampung Ninjemur, menjadi pemicu banjir yang berdampak pada terganggunya mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sagu.
"Kami usaha sagu pakai mesin parut, jadi kalau banjir kami tidak bisa beraktivitas," ujar Mama Susana kepada TribunSorong.com di Kampung Ninjemur.
Ia menambahkan, sejak Minggu (11/8/2024), dirinya tak bisa beraktivitas, sebab area produksi sagu dan mesin masih terendam air.
Baca juga: Hutan Papua Barat Daya Bernilai Ekonomi Tinggi, Konsep Pengelolaan Harus Tepat
Luapan air di kebun sagu miliknya pada kali ini adalah yang paling parah dari banjir-banjir sebelumnya.
10 Ekor Burung Kasturi Kepala Hitam Dilepasliarkan di Hutan Kampung Gag Raja Ampat |
![]() |
---|
Pengelolaan Bentang Alam Mahkota Permata Tanah Papua, Jaga 70 Persen Tutupan Hutan |
![]() |
---|
LMA Mimate Tolak Investasi Sawit di Hutan Adat Sorong Selatan, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Tolak Deforestasi, Cara Pemuda Sorong Selamatkan Kehidupan di Hutan Adat Suku Moi Sigin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.