Sumber Daya Manusia Papua Barat Daya

CERITA Guru Penggerak SMP Yapis Teminabuan Sorong Selatan Dorong Siswa Belajar Seni Khas Papua

Aminallah Heremba (43) merupakan seorang guru penggerak di SMP Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Teminabuan, Sorong Selatan, Rabu (23/10/2024).

Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Siswa-siswi belajar seni anyam dan kerajinan tangan khas Papua dari guru penggerak SMP Yapis Teminabuan, Sorong Selatan, Rabu (23/10/2024).(tribunsorong.com/safwan) 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Aminallah Heremba (43) merupakan seorang guru penggerak di SMP Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Teminabuan, Sorong Selatan, Rabu (23/10/2024).

Baca juga: SOSOK Antonius Dahar Anggota DPRK Sorong Selatan Termuda, Komitmen Dorong Isu Stunting-Buta Aksara 

Alumnus IAIN Sorong itu dalam kiprahnya di SMP Yapis Teminabuan ikut mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengutamakan budaya dan kearifan lokal.

Pantauan TribunSorong.com, siswa-siswi di SMP Yapis Teminabuan dilibatkan dalam pola pembelajaran yang mengangkat setiap tradisi mulai anyaman hingga olah plastik.

Baca juga: Kadisdikbud Ungkap 3 Penyebab Guru di Sorong Selatan Papua Barat Daya sering Pindah Tugas

Aminallah Heremba mengatakan, gagasan yang ia rintis di SMP Yapis Teminabuan ini murni mengangkat nilai lokal dan tradisi yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

"Lewat metode belajar yang kami terapkan di SMP Yapis Teminabuan, anak-anak ini sudah bisa belajar buat anyaman, sisir dan berbagai karya lain yang lokal Papua," ujar Aminallah kepada TribunSorong.com.

20241023_smp yapis sorsel anyam khas papua

Menurutnya, materi yang termaktub dalam kurikulum merdeka belajar seyogyanya harus mengakomodir kearifan lokal, agar anak-anak bisa mengetahui tradisi mereka.

Baca juga: Dinas Pendidikan Sorong Selatan Dukung Program Guru Penggerak, Angkat Isu Lokal Masyarakat Adat

Ia menyadari, perkembangan zaman saat ini sudah banyak anak-anak kurang minat belajar terkait kerajinan asli Papua, oleh karena itu SMP Yapis dorong metode ini.

"Kami ingin setiap pergantian menteri atau pergantian kurikulum, setiap tradisi yang menjadi ciri khas dari Negeri 1.001 sungai harus tetap terjaga di lingkungan," katanya.

Tak hanya itu, ucap dia, melalui program belajar yang mengangkat isu kerajinan lokal ini juga ikut menjadi sarana edukasi agar anak-anak bisa menjadi lingkungan dari sampah plastik. 

Pasalnya, persoalan sampah plastik ini banyak berserakan di sudut kota, namun lewat program ini anak-anak bisa berkreasi menyulapnya menjadi kerajinan tangan. 

Baca juga: Pencegahan Korupsi dan Praktik Ilegal di Sorong Selatan, Paslon Petronela-Yohan Fokus Kualitas SDM

Ia berharap, ke depan mata pelajaran Mulok di Sorong Selatan, harusnya bisa diedukasi setiap kerajinan tangan khas Papua agar ke depan semua ini bisa terjaga dengan baik. (tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved