BMKG

Antisipasi Potensi Bencana, Stasiun Meteorologi DEO Sorong Dorong Penggunaan Aplikasi Info BMKG

Ahmad Bisri menambahkan, pola cuaca di Papua Barat Daya berbeda dengan daerah lain di Indonesia.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
TAMPILAN DATA SATELIT - Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I DEO Sorong Ahmad Bisri menjelaskan mengenai tampilan data satelit, radar, serta pola cuaca lokal untuk wilayah Papua Barat Daya di kantornya, kompleks Bandara DEO, Kota Sorong, Kamis (6/2/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I DEO Sorong Ahmad Bisri menegaskan pentingnya memahami pola cuaca lokal di Papua Barat Daya agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana. 

Hal itu disampaikan dalam rapat koordinasi yang digelar di ruang rapat kantor Stasiun Meteorologi Kelas I Bandara DEO Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (6/2/2025).

Pada kesempatan itu, Ahmad menjelaskan mengenai data cuaca real time yang digunakan buat memantau kondisi atmosfer dan memberikan peringatan dini.

"Kami menggunakan berbagai teknologi seperti radar cuaca dan citra satelit untuk mendeteksi pergerakan awan dan potensi cuaca ekstrem. Radar memiliki jangkauan hingga 200 kilometer (km), sementara citra satelit mencakup wilayah yang jauh lebih luas," katanya.

Baca juga: Banjir Jadi Kendala Utama Petani Jagung Sorong, Solusi Pemerintah Ditunggu

Ahmad Bisri menambahkan, pola cuaca di Papua Barat Daya berbeda dengan daerah lain di Indonesia.

Di wilayah timur bukan mengikuti pola monsunal seperti di Jawa, yang mana musim hujan terjadi pada Desember–Februari.

"Justru, kita di Papua Barat Daya mengalami puncak hujan di bulan Juni, Juli, dan Agustus. Itulah mengapa disebut beriklim anti-monsunal," ujar Ahmad.

"Kalau di Jawa bulan-bulan ini kering, kita justru kebanjiran."

Menurut Ahmad Bisri, pola curah hujan di Papua Barat Daya menyerupai bentuk bukit berintensitas tinggi di pertengahan tahun dan lebih rendah di awal dan akhir tahun. 

Guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, BMKG mendorong penggunaan aplikasi bernama "Info BMKG" yang menampilkan data real time tentang kondisi cuaca.

Melalui aplikasi ini, masyarakat bisa melihat kondisi awan, pergerakan hujan, dan potensi cuaca ekstrem dalam radius 200 km.

"Sebelum bepergian, bisa cek dulu apakah aman atau perlu bersiap menghadapi hujan," kata Ahmad Bisri.

Baca juga: Kasus Pengendara Tersetrum, HMI Desak PLN dan Pemkot Sorong Evaluasi Jaringan di Titik Rawan Banjir

Ia juga menilai perlunya penyebarluasan informasi cuaca melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosial dan instansi pemerintah.

Menurutnya, informasi disebarkan di media sosial hanya menjangkau sebagian kecil masyarakat, padahal Sorong dihuni ratusan ribu orang yang perlu tahu kondisi cuaca buat aktivitas.

Menjawab pertanyaan tentang akurasi prakiraan cuaca, Ahmad Bisri menyatakan, peringatan dini cuaca memiliki tingkat keakuratan hingga 90 persen, sedangkan prakiraan cuaca harian berkisar antara 70-80 persen.

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved