Kota Sorong

Kota Sorong Papua Barat Daya Darurat Obat Malaria, Kasus Positif Terus Meningkat

Kota Sorong tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus malaria, yang berimbas pada menipisnya stok obat malaria di wilayah tersebut.

FREEPIK
Ilustrasi digigit nyamuk malaria. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kota Sorong tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus malaria, yang berimbas pada menipisnya stok obat malaria di wilayah tersebut.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Sorong mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 33.784 orang telah diperiksa, dengan 3.499 di antaranya dinyatakan positif malaria.

Baca juga: DPP Partai Golkar Masih Kaji 3 Kandiat Ketua DPR Kota Sorong

Angka ini menghasilkan Annual Parasite Incidence (API) sebesar 11,72 persen, jauh melebihi target pemerintah daerah yang hanya satu persen.

Kasus malaria tertinggi tercatat di Distrik Maladu Mes dengan API mencapai 74,86 persen.

Baca juga: Imbas Kekosongan Ketua DPR Kota Sorong, Pembentukan AKD Terhambat hingga Pengaruhi Kinerja

Sementara itu, beberapa puskesmas lain juga mengalami lonjakan kasus, di antaranya: Puskesmas Sorong Barat: 9,89 persen, Puskesmas Kepulauan: 5,91 persen, Puskesmas Malaimsimsa: 5,81 persen, Puskesmas Remu: 5,16 persen, Puskesmas Sorong Timur: 4,15 persen, Puskesmas Klasaman: 3,2 persen dan Puskesmas Malanu: 1,1 persen.

Baca juga: Kasus Malaria di Kota Sorong Melonjak, Stok Obat di RSUD Sele Be Solu Menipis

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jenny Isir mengungkapkan, bahwa stok obat malaria di Kota Sorong saat ini sangat terbatas.

“Ketersediaan obat malaria menipis karena obat ini merupakan obat program yang didistribusikan dari pemerintah pusat, kemudian dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya sebelum diteruskan ke kabupaten dan kota,” jelasnya, pada Jumat (7/2/2025).

Kondisi serupa juga terjadi di RSUD Sele Be Solu.

Kepala Instalasi Farmasi RSUD Sele Be Solu, Apt. Ruslan Belang menyatakan, bahwa stok obat malaria di rumah sakit semakin menipis dan menjadi perhatian serius.

“Untuk obat Antiretroviral (ARV), stoknya masih aman. Namun, untuk obat malaria, persediaannya sangat terbatas,” ujarnya.

Baca juga: Kasus Malaria di Kota Sorong Meningkat pada 2024, Warga Distrik Ini Paling Banyak Terinfeksi

Langkah Pencegahan dan Penanganan Mengatasi krisis ini, Dinas Kesehatan Kota Sorong telah mengerahkan kader malaria di 10 puskesmas guna melakukan sosialisasi serta deteksi dini kasus malaria.

Selain itu, pengasapan (fogging) dilakukan di wilayah dengan kasus tertinggi.

Namun, masyarakat diimbau untuk tidak hanya mengandalkan pengasapan.

Baca juga: Dinkes Komitmen Eliminasi Penyakit AIDS, TBC dan Malaria di Papua Barat Daya

Perilaku hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah utama dalam mencegah berkembangnya jentik nyamuk penyebab malaria.

Warga juga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala malaria, seperti demam, menggigil, dan sakit kepala, agar mendapatkan penanganan tepat waktu.

Baca juga: Pecah Telur, Sorong Selatan Jadi Kabupaten Pertama di Papua Barat Daya yang Bebas Malaria

Diharapkan pihak rumah sakit dan dinas kesehatan segera berkoordinasi untuk memastikan ketersediaan obat, sehingga penanganan pasien malaria tidak terhambat. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved