Pariwisata Papua Barat Daya
Rumah Etnik Papua, Alternatif Unik Menginap Sambil Menyelami Budaya Asli di Papua Barat Daya
Rumah etnik ini didirikan oleh Mitsiwanma, yang melihat peluang bisnis sekaligus berkeinginan mempertahankan budaya Papua.
Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Di tengah menjamurnya hotel dan penginapan modern, Rumah Etnik Papua hadir sebagai pilihan unik bagi wisatawan, terutama mancanegara, yang ingin merasakan pengalaman budaya otentik Papua.
Baca juga: 32 Peserta Selesaikan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian di BLKK PCNU Kabupaten Sorong
Rumah etnik ini didirikan oleh Mitsiwanma, yang melihat peluang bisnis sekaligus berkeinginan mempertahankan budaya Papua.

Sejak dibuka pada November lalu, tempat ini telah menarik banyak perhatian, termasuk wisatawan asal Belanda yang datang dalam rombongan besar.
Baca juga: 7 Pelanggaran Ini Jadi Target Operasi Keselamatan Dofior 2025 di Kabupaten Sorong, Awas Kena Tilang!
Mitsiwanma menyadari, bahwa banyak wisatawan asing mencari sesuatu yang berbeda pengalaman menginap yang lebih alami dan tradisional.
Sayangnya, di daerah Aimas, konsep homestay masih sangat jarang ditemukan.
"Saya ingin menawarkan lebih dari sekadar tempat tidur. Di sini, tamu bisa merasakan langsung budaya Papua," ujarnya kepada TribunSorong.com.
Namun, membangun homestay dengan konsep etnik tidaklah mudah.
Salah satu tantangan utama adalah menghadapi ekspektasi tamu yang beragam.
"Beberapa tamu lokal menginginkan fasilitas seperti AC dan kamar mandi dalam, sementara wisatawan asing justru mencari pengalaman yang lebih alami dan sederhana," jelas Mitsiwanma.
Baca juga: Tingkatkan Pelayanan untuk Mahasiswa, UT Sorong Teken PKS dengan SALUT Kabupaten Sorong
Agar tetap relevan, ia terus melakukan evaluasi dan beradaptasi berdasarkan masukan dari para tamu.
Beberapa perbaikan yang telah dilakukan, antara lain menyediakan perlengkapan standar seperti handuk putih dan perlengkapan mandi, menambahkan fasilitas kotak p3k untuk keamanan tamu dan mengganti sistem suara agar lebih nyaman bagi penghuni homestay.
Baca juga: Muslimat NU Kabupaten Sorong Gelar Rapat Kerja dan Pelantikan Pimpinan Anak Cabang
Meski tetap mempertahankan nuansa tradisional, Mitsiwanma juga berencana menyediakan pilihan kamar dengan fasilitas modern seperti AC, tanpa menghilangkan ciri khas budaya Papua.
“Dengan begitu, tamu bisa memilih sesuai dengan tingkat kenyamanan mereka,” katanya.
Ia bilang, homestay ini tidak hanya menyediakan tempat menginap, tetapi juga pengalaman budaya. Dengan tarif Rp500 ribu per malam per orang, tamu sudah mendapatkan dua kali makan, dua kali snack dan kesempatan mengenakan kostum adat Papua dan berfoto di rumah etnik.
Sementara itu, bagi wisatawan mancanegara yang ingin mendalami budaya lokal secara lebih intens, tarifnya Rp700 ribu per orang.
Baca juga: Muslimat NU Kabupaten Sorong Gelar Rapat Kerja dan Pelantikan Pimpinan Anak Cabang
Kota Sorong Siap Jadi Pelopor Digitalisasi di Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Kebijakan Efisiensi Anggaran Prabowo, Honorer di Papua Barat Daya Terancam Dirumahkan |
![]() |
---|
Prabowo Terapkan Efisiensi, Papua Barat Daya Pangkas Anggaran Besar-Besaran |
![]() |
---|
Demokrat dan PDIP Sudah Ajukan Nama Pimpinan DPRP Papua Barat Daya, Golkar Masih Berembuk |
![]() |
---|
Pangdam XVIII/Kasuari: 7 Sampai 8 Batalyon Baru Akan Dibangun di Papua Barat dan Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.