Seni dan Budaya Papua

Bendung Arus Modernisasi, Komunitas "Mlakya" Sorsel Gairahkan Musik Tradisional Papua

Masyarakat Kampung Wersar dan Kampung Tapiri, Sorong Selatan bentuk komunitas musik tradisional.

Penulis: Astri | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ASTRI
PENTAS MUSIK - Komunitas musik tradisional Mlakya saat membawakan salah satu lagu daerah berbahasa Tehit Mlakya di taman Kableki, Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan, Minggu (27/7/2025). (TRIBUNSORONG.COM/ASTRI) 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Masyarakat Kampung Wersar dan Kampung Tapiri, Sorong Selatan bentuk komunitas musik tradisional.

Komunitas ini dibentuk pada 16 April 2023.

Baca juga: Mayat Pria Ditemukan di Kampung Jawa Sorong Selatan, Diduga Tewas Terlilit Rumput

Tujuannya menghidupkan musik tradisional dan lagu-lagu berbahasa Tehit.

Ketua Komunitas Henry H Onim mengatakan, menjaga kekuatan eksistensi musik daerah penting. 

Baca juga: Muscab Pramuka Kwarcab Sorong Selatan, Perkuat Gugus Depan di Sekolah-sekolah

Bagi mereka musik bukan sekadar hiburan. 

Musik tradisional adalah alat pengikat identitas dan penghubung dengan leluhur.

"Kami bentuk komunitas ini karena kami melihat budaya musik tradisional ini seperti akan hilang,” katanya di Teminabuan, Minggu (27/7/2025).

Pihaknya berkumpul membentuk komunitas musik tradisional dan diberi nama “Mlakya”.

Anggota komunitaas terdiri dari anak muda hingga orang dewasa.

Baca juga: GOW Sorong Selatan Siap Akselerasi Program Pemberdayaan hingga Perlindungan Perempuan dan Anak 

Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, baik memainkan alat musik maupun nyanyian bahasa Tehit khususnya Tehit Mlakya (bahasa asli yang digunakan oleh masyarakat di Kampung Wersar dan Tapiri).

Alat-alat musik yang digunakan sangat sederhana seperti tifa, suling bambu, gitar, wisisi, dan ukulele. 

Baca juga: Semarak Jalan Santai dan Launching Perlombaan Memeriahkan HUT Ke-20 Sorong Selatan dan HUT Ke-80 RI

Tetapi kombinasi alat musik tersebut dapat menciptakan melodi dengan ritmis khas Papua.

Setiap penampilan, mereka bawakan lagu-lagu warisan turun-temurun berisi cerita-cerita lama, nasihat-nasihat adat, dan gambaran keindahan alam Papua.

“Kami ingin angkat kembali lagu-lagu dalam bahasa Tehit,” ujar Henry.

Lanjut dia, Komunitas Musik Tradisional Mlakya memiliki visi menciptakan karya-karya baru. 

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved