Sorong Selatan

Omzet Tembus Rp3 Juta Sehari, Aksesori Papua Buatan Pasutri Ini Tembus hingga Makassar

Dengan peralatan sederhana, mereka tekun membuat aneka aksesori etnik memukau.

Penulis: Astri | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ASTRI
PELAKU UMKM SORSEL - Laurince Usyor dan suaminya Fresli Hindom, pelaku usaha aksesoris etnik Papua di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Di sebuah kios sederhana di Jalan Brawijaya, Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, sepasang suami-istri Laurince Usyor dan Fresli Hindom melestarikan budaya Papua melalui karya-karya tangan mereka.

Baca juga: 211 Mahasiswa Universitas Werisar Sorong Selatan Ikuti PKKMB 2025, Rektor Ingatkan Integritas

Dengan peralatan sederhana, mereka tekun membuat aneka aksesori etnik memukau.

Sejak 2022, mereka membuat sendiri semua kerajinan tangan ini.

Baca juga: Keren! Anak-anak di Sorong Selatan Gotong Royong Bersihkan Sampah Plastik di Puncak Jerwok

Mulai dari gelang, kalung, anting-anting, cincin, hingga mahkota bulu kasuari dan mahkota cenderawasih tiruan.

“Bahan-bahannya didapat dari alam dan dikerjakan secara manual,” kata Fresli Hindom.

Ia bilang, proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan dan waktu.

Untuk membuat 50 gelang besi putih, misalnya, Fresli membutuhkan waktu dua hingga tiga hari karena harus melewati tahapan panjang, seperti pembakaran, penempaan, dan pengamplasan.

Baca juga: CPNS Sorong Selatan Gelar Aksi Protes, Gaji 3 Bulan Belum Dibayar

Harga aksesori dijual bervariasi, dari cincin sisik penyu seharga Rp10.000 hingga mahkota cenderawasih tiruan mencapai Rp2-3 juta.

Selain menjual, mereka juga menyewakan beberapa produk, seperti mahkota biasa seharga Rp50.000 per hari dan mahkota cenderawasih tiruan seharga Rp250.000 per hari.

“Usaha kami mampu menghasilkan omzet hingga Rp3 juta dalam sehari, terutama saat ada acara budaya,” katanya.

Meskipun tantangan terbesar datang dari sulitnya mendapatkan bahan baku, karya Laurince dan Fresli telah dikenal hingga ke luar daerah, seperti Maybrat, Nabire, Wamena, Jayapura, bahkan Makassar, melalui pesanan daring.

Bagi Laurince, usahanya bukan sekadar mencari nafkah, melainkan juga cara melestarikan budaya Papua.

Baca juga: Akurasi Data Stunting, Dinkes Sorong Selatan Gelar Bimtek Aplikasi e-Monev Bangda

Ia berharap suatu saat dapat memiliki galeri khusus di Teminabuan agar bisa menjadi pusat bagi para pengrajin aksesori etnik lainnya. (tribunsorong.com/astri)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved