Bandara DEO Sorong

Usulan Status Internasional Bandara DEO Sorong Tunggu Keputusan Kemenhub

Usulan status Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya menjadi bandara internasional masih dalam proses. 

Penulis: Angela Cindy | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/JARIYANTO
BANDARA DEO SORONG - Aktivitas di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya. Kepala Bandara DEO Sorong Soekarjo (inset). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Usulan status Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya menjadi bandara internasional masih dalam proses. 

Kepala Bandara DEO Soekarjo mengatakan, kesiapan teknis bandara cukup memadai, tinggal menunggu kelengkapan administrasi serta keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Kami menunggu keputusan dari pusat," katanya kepada TribunSorong.com, Rabu (6/8/2025). 

Baca juga: EcoNusa Hadirkan Galeri Produk Lokal Papua di Bandara DEO Sorong, Ini Daftar Menunya

Ia menjelaskan, sistem operasional bandara juga mendukung penerbangan siang dan malam (sun and night operation). 

Rata-rata slot time 34 penerbangan per hari dari berbagai maskapai di Tanah Air.

"Data Juli 2025 tercatat 566 pesawat datang dan berangkat 1.132 pesawat," ujar Soekarjo.

Ia menyebut, tidak ada hubungan antara status internasional dan penerbangan malam.

Masyarakat masih banyak mengira operasional pada malam hari sebagai persyaratan.

"Itu bukan prasyarat status internasional," ucap Soekarjo.

Rerncana rute baru

Rute penerbangan baru dari Sorong ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) siap dibuka.

Ini sebagai langkah strategis meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke destinasi unggulan Raja Ampat.

Baca juga: Gubernur Papua Barat Daya Genjot Bandara dan Kargo Udara, Udang Siap Terbang ke Pasar Dunia

Rencana itu diutarakan Cece Tarya, Kepala Bandara DEO Sorong sebelumnya dalam acara Inisiasi dan Harmonisasi Rencana Program Peningkatan Pariwisata Melalui Transportasi Udara di BLU UPBU Kelas I DEO Sorong, Kamis (8/5/2025) lalu.

"Potensinya besar. Rute ini menjadi penghubung strategis antara dua destinasi wisata premium Indonesia Labuan Bajo dan Raja Ampat," ujar Cece.

Ia menyebut, sinergi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya sangat penting agar program pengembangan pariwisata melalui transportasi udara berjalan maksimal.

Baca juga: Pemprov Papua Barat Daya Dorong Bandara DEO Sorong Jadi Embarkasi Haji saat Rapat Bareng DPR RI

Ia berharap inisiatif dapat diakomodir dalam agenda atau program prioritas pemerintah daerah.

"Kolaborasi pemerintah sangat kami butuhkanterutama dalam hal intervensi pembiayaan awal guna mendukung keterisian kursi maskapai yang membuka rute ini," ucap Cece.

Ia menambahkan, jika kursi penerbangan tidak terisi penuh, pemerintah dapat memberikan subsidi sebagai bentuk jaminan kepada maskapai, sebaliknya jika melebihi target, subsidi tidak diperlukan.

Bandara DEO, lanjutnya, menargetkan 10 persen dari total wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo.

Baca juga: Terminal Bandara Kambuaya Maybrat Diresmikan, Bupati Murafer Ajukan Perpanjangan Runway ke Kemenhub

Pada tahun 2024 tercatat 41.135 orang yang berwisata ke Labuan Bajo, artinya sekitar 4.000 wisatawan bisa diarahkan menuju Raja Ampat.

Selama ini, wisatawan yang ingin ke Sorong dari Labuan Bajo harus melalui Denpasar atau Surabaya, dengan waktu tempuh 4-6 jam dan biaya sekitar Rp3,8 juta.

"Jika rute Sorong ke Labuan Bajo dibuka, waktu tempuh hanya 2 jam 20 menit dan harga tiket bisa ditekan menjadi sekitar Rp1,1 juta saja," ucap Cece. (tribunsorong.com/angela cindy)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved