Jalan Utama Sorong Diblokade
Komnas HAM Catat 20 Warga Sipil Jadi Korban Kekerasan Aparat saat Aksi Demo Tapol NFRPB di Sorong
Komnas HAM Papua mencatat lebih dari 20 warga sipil menjadi korban kekerasan fisik dan psikis saat aksi massa di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Komisi Nasional Hak Asasi Manasi (Komnas HAM) Papua mencatat lebih dari 20 warga sipil menjadi korban kekerasan fisik dan psikis saat aksi massa di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Baca juga: Selidiki Penembakan Warga di Sorong, Komnas HAM Periksa Kapolresta: Harap Korem 181/PVT Kooperatif
Menurut Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey temuan ini diperoleh setelah timnya melakukan investigasi langsung di lapangan.
"Kami menemukan lebih dari 20 korban kekerasan, termasuk anak-anak," ujar Frits pada Jumat (5/9/2025).
Sejauh ini, Komnas HAM telah meminta keterangan dari tiga hingga lima korban, termasuk Maikel Welerubun yang dilaporkan ditembak oleh aparat di Jalan Jenderal Sudirman.
Pihaknya juga telah memeriksa beberapa anggota kepolisian dan Elisa Kambu sebagai korban.
Baca juga: Fopera Papua Barat Daya Serahkan Aspirasi ke Komnas HAM, Minta Presiden Beri Pengampunan Tapol NFRPB
Beberapa anak yang menjadi korban mengalami luka fisik, seperti memar di mata, kepala sobek, dan luka akibat diseret aparat keamanan.
“Rencananya, kami juga akan memeriksa polisi yang sedang dirawat di rumah sakit untuk melengkapi laporan,” katanya.
Kapolresta Sorong Kota diperiksa
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua sedang menginvestigasi kasus penembakan Maikel Welerubun, seorang warga sipil, di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Sorong.
Baca juga: Penembakan Warga Sipil saat Demo NFRPB di Sorong Curi Perhatian Nasional, Komnas HAM Bergerak
Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyatakan, bahwa timnya telah berada di Sorong untuk mengumpulkan informasi.
“Tim Komnas HAM telah menemui korban, Maikel Welerubun, dan dokter di RSUD Sele Be Solu,” katanya.
Dari pertemuan tersebut, tim menemukan fakta bahwa ada benda tajam di dalam tubuh korban.
Selain itu, Komnas HAM juga telah melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti, termasuk rekaman CCTV, untuk mendukung hasil investigasi.
“Kami juga telah memeriksa Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Amry Siahaan dan jajarannya,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Papua Barat Daya Jenguk Maikel Korban Tertembak saat Demo NFRPB: Biaya Kami Tanggung
Frits Ramandey berharap pihak Korem 181/PVT juga bersedia bekerja sama, mengingat ada aparat TNI di lokasi saat kejadian.
Rencananya, hasil investigasi akan dilaporkan oleh Komnas HAM.
“Jika pihak TNI tidak memberikan penjelasan, hal tersebut akan menjadi catatan negatif dalam laporan,” katanya. (tribunsorong.com/safwan ashari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.