HIV AIDS di Sorong

HIV di Kota Sorong Capai 4.202 Kasus sejak 2004-2025, Berikut Rincian Distribusinya

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sorong, Papua Barat Daya mencatat jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) terus meningkat.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
KASUS HIV - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kota Sorong Jenny Isir, Sabtu (15/11/2025). Dinkes Kota Sorong, Papua Barat Daya mencatat jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) terus meningkat sejak 2004 hingga 2025. 

Untuk tahun berjalan, Januari-Agustus 2025 tercatat 222 kasus baru.

Angka ini telah melampaui total kasus baru sepanjang 2024 yang berjumlah 215 kasus.

Baca juga: HIV Mengintai Usia Muda di Kota Sorong: Ada Kasus Bawah 20 Tahun Terinfeksi

Jenny menambahkan, sebagian besar pasien datang tes secara mandiri setelah merasakan gejala atau mengetahui dirinya pernah kontak dengan kelompok berisiko.

Ia mengakui penjangkauan kepada WPS (wanita pekerja seks) jalanan menjadi salah satu kendala terbesar.

“Kalau WPS di lokalisasi, itu rutin kami lakukan pemeriksaan. Yang sulit adalah WPS jalanan. Mereka berpindah-pindah, sulit ditemui. Kadang ketemu satu dua, itu pun belum tentu mau diperiksa,” katanya.

Baca juga: Lonjakan Kasus HIV/AIDS di Papua Tengah Tembus 22.000, Wakil Gubernur Serukan Aksi Serius

Selain itu, aktivitas transaksi seksual kini banyak bergeser ke kos-kosan (mi-chat), yang menurutnya semakin sulit diawasi.

Untuk mendukung penjangkauan, Dinkes Sorong bekerja sama dengan komunitas LSM dan tim lapangan untuk menjangkau populasi kunci, termasuk WPS, pijat tradisional, dan lokasi rawan lainnya.

Tanggung jawab bersama

Lebih lanjut Jenny mengatakan, penanggulangan HIV bukan hanya tugas sektor kesehatan. 

"Ini tanggung jawab kita semua, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, pemerintah daerah, sampai RT/RW,"  katanya.

Baca juga: Upaya dan Strategi Penanggulangan Penyakit AIDS, TBC, dan Malaria di Papua Barat Daya

Jenny mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan, tidak takut mengetahui status, dan segera mengakses pengobatan yang telah tersedia secara gratis.

Selain itu berharap pengawasan lingkungan, terutama di area kos-kosan, dapat diperkuat.

"Kalau ada kos-kosan yang terlihat ramai, sering kumpul-kumpul, itu harus segera dicek. Kita semua harus berperan menjaga lingkungan," ujar Jenny. (tribunsorong.com/ismail saleh)

Sumber: TribunSorong
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved