HUT 15 Remaja Santa Theresia
SPESIAL 15 Tahun Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu Sorong
Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15, Minggu (6/10/2024).
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15, Minggu (6/10/2024).
Para remaja ini merayakan HUT ke-15 di Pantai Panorama, Kelurahan Tanjung Kasuari, Distrik Maladum Mes, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Baca juga: Rayakan HUT Ke-20, Paroki Santo Arnoldus Janssen Sorong Gelar Perlombaan Berhadiah Piala Bergilir
Usai tiba di Pantai Panorama, Remaja Santa Theresia mendapat pengetahuan tentang sosok Santa Theresia dan pengalamaan hidup membiara.
Dua meteri itu disampaikan oleh Bruder Acobus Jecsila, SVD dan Suster M Dorothy, OSF.
Pada kesempatan itu, para remaja juga secara bergantian melemparkan pertanyaan kepada Bruder dan Suster soal kisah hidup membiara.

Suster M Dorothy, OSF berharap di usia ke-15 tahun, Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen semakin terbuka satu sama lain, kerja sama yang baik, rukun dan jujur.
“Dalam organisasi remaja ini mereka harus bersatu dan rukun pasti kedepannya remaja akan semakin maju dalam pelayanan di gereja,” katanya kepada TribunSorong.com.
Ucapan Syukur dan Game
Mensyukuri HUT ke-15 ini, Ketua dan Pengurus Remaja Santa Theresia bersama Bruder dan Suster sama-sama meniup dan memotong kue ulang tahun.
Kegembiraan rekan-rekan remaja terpancar saat bernyanyi bersama mengucap syukur HUT ke-15 tahun.

Tak hanya kue ulang tahun, remaja telah mempersiapkan menu makan siang bersama.
Kebersamaan mereka semakin menguat saat bersama-sama berbaur untuk makan siang bersama.
Baca juga: Evaluasi Anggaran Keuangan 2023 Paroki Santo Arnoldus Janssen, Pastor: Realisasinya Menggembirakan
Kebersamaan ini memperjelaskan bahwa kekompakan selalu ada pada organisasi Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu.
Kebersamaan Remaja Santa Theresia terus belanjut hingga pada kegiatan selanjutnya gameing.
Ada tiga game yang dipersiapkan oleh rekan-rekan panitia di yakni susun kata, mengambil permen di dalam piring berisi tepung dan memindahkan sarung tanpa menggunkan tangan.

Tiga game ini berlangsung seru karena remaja tampak menikmati kegembiraan bersama itu.
Bahkan, aksi lucu dari para remaja ini mampuh memberikan tawa yang menyenangkan.
Baca juga: Ketum Pemuda Katolik: Rekomendasi MRPBD Patut Ditindaklanjuti sebagai Perlindungan Hak Politk OAP
Usai gameing, para remaja akhirnya bisa menikmati pemandangan di Pantai Panorama sambil berenang.
Kegiatan ini menutup seluruh rangkaian HUT ke-15 Remaja Santa Theresia Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu.
Mengenal Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus
Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873.
Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin.
Baca juga: 86.000 Umat Katolik Ikut Misa di GBK, Paus Fransiskus Ucap "Saya Mengaku" saat Pernyataan Tobat
Theresa seorang gadis yang sangat deria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya nya dengan sebutan “Ratu kecil.”
Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia.
Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.

Disana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.
Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux.
Baca juga: Cendekiawan Awam Katolik Gelar Rakernas IV dan Diskusi Publik Bakal Calon Gubernur
Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi “ibunya yang kedua”, merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu.
Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah.
Baca juga: "Selamatkan Hutan dan Manusia Papua dari yang Tersisa" Tema Rakernas Cendikiawan Awam Katolik
Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya.
Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan.
Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh dari penyakitnya!

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya.
Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan.
Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus.
Baca juga: Papua Supermarket Donasi Semen dan Seng untuk Gereja Katolik St. Yoseph Freinademetz Malasilen
Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.
Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit.
Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia yakni cinta.
Baca juga: Miras Picu Kejahatan, Pemuda Katolik Tambrauw Siap Berkolaborasi dengan Polisi dalam Penertiban
Suatu ketika Theresia mengatakan, “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya.”
Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.
Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan.
Baca juga: Pemuda Katolik Komcab Maybrat Maknai Spirit Rapimnas II bagi Organisasi
Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia.
Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya.
Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya.

Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus.
Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.
Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita.
Baca juga: Ketum Pemuda Katolik Video Call Wapres Terpilih, Gibran Langsung Sapa Peserta Rapimnas II
Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC.
Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, “O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!”
Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun.
Baca juga: Peringatan 100 Tahun Kiprah WKRI, Wanita Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong Gelar Donor Darah
Sebelum wafat, Theresia berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, “Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia.”
Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan Santa Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.
Baca juga: Pastor Imanuel Tenau: Bersama Pemuda Katolik Cinta Rasa Persaudaraan Mengalir
Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku “Kisah Suatu Jiwa,” satu tahun setelah kematiannya.
Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil.
Baca juga: Kehadiran Pemuda Katolik Motivasi Anak Muda Papua Barat Daya
Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja. (tribunsorong.com/petrus bolly lamak)
Kota Sorong
Paroki Santo Arnoldus Janssen
Papua Barat Daya
TribunSorong.com
Prancis
Bunda Maria
Yesus
Polisi Ungkap Penyebab 2 Rumah di Kompleks Pepabri Malanu Kota Sorong Terbakar |
![]() |
---|
Kota Sorong Berawan, BMKG Prediksi Hujan Terjadi Siang hingga Malam Hari |
![]() |
---|
Tidak Strategis, Kantor Damkar Kota Sorong Akan Dipindah, Pj Wali Kota Bernhard Rondonuwu Cek Lokasi |
![]() |
---|
Kota Sorong Masih Diguyur Hujan, Waspada Angin Kencang di Perairan |
![]() |
---|
Kebakaran Lagi di Kota Sorong! Berikut Foto-foto Rumah di Kompleks Pepabri Malanu Ludes Dilalap Api |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.