Hutan Adat PBD

Di Ambang jadi Kebun Sawit, Suku Nakna Sorong Selatan Pasang Badan Jaga Hutan Keramat

Ia menceritakan, sejak 1970-an, area Turai ditumbuhi pohon-pohon besar yang rindang.

|
Penulis: Safwan | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
HUTAN KERAMAT - Tokoh Adat Nakna Nikolas Mondar (64) berdiri di kawasan Keramat Turai di Kampung Konda, Distrik Konda, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Minggu (28/9/2025). Pihaknya menegaskan menolak kehadiran perkebunan kelapa sawit di wilayah hutan keramat. 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Hutan Keramat Turai milik masyarakat adat Suku Nakna, Kampung Konda, Distrik Konda, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, terancam disulap menjadi area perkebunan kelapa sawit.

Informasi yang diperoleh TribunSorong.com, terdapat dua perusahaan sawit yang akan beroperasi di wilayah Distrik Konda.

Baca juga: Melawan Sawit, 4 Marga Sub-Suku Moi Sigin Ajukan Perlindungan Hukum Adat ke Pemkab Sorong

Tokoh Adat Nakna Nikolas Mondar (64) menegaskan, pihaknya menolak rencana itu.

"Kami sadar hutan adalah mama, memberi kehidupan bagi masyarakat Suku Nakna. Kami wajib jaga itu," kata Nikolas, Minggu (28/9/2025).

Baca juga: BBKSDA Papua Barat Daya Respons Praktik Illegal Logging di Hutan Damar Bariat Sorong Selatan

Ia menceritakan, sejak 1970-an, area Turai ditumbuhi pohon-pohon besar yang rindang.

Kondisi itu berubah pada 1982 dan 2022 lalu tatkala kebakaran hebat melanda karena sebagian besar merupakan lahan gambut.

Sebelum kebakaran, warga setempat memanfaatkan hutan buat berburu babi, rusa, dan burung.

Frenki Meres (42), warga Konda mengatakan, Keramat Turai punya hubungan dekat dengan masyarakat, satwa, dan kehidupan sekitar.

"Daerah ini dahulu tidak bisa dilalui oleh manusia. Kami percaya ini tempat hidup ruh-ruh leluhur Suku Nakna," ucapnya.

"Tempat ini punya banyak mistik bahkan foto pun hasilnya tidak bisa dilihat waktu itu."

Baca juga: Janji Anak Muda Adat Knasaimos Sorong Selatan Bentengi 97.441 Hektare Hutan

Frenki berharap, kebijakan membuka lahan sawit di wilayah adat se-Distrik Konda, seharusnya dihentikan.

Tujuannya menjaga tatanan dan kearifan lokal yang hidup di masyarakat. (tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved