Pasar Moderen Rufei Terbengkalai

Pasar Modern Rufei: Simbol Harapan yang Terlantar di Kota Sorong 

Banyak los di dalam pasar kosong, sementara sebagian pedagang memilih membuka lapak di luar area pasar.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ISMAIL SALEH
Pasar ini, yang dibangun dengan biaya dari dana otonomi khusus dan membutuhkan waktu sembilan tahun untuk diselesaikan, seharusnya dapat menampung 200 los yang beragam, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang non-pokok. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pasar Modern Rufei, yang berdiri megah dengan dominasi warna biru dan krem, dulunya diharapkan menjadi simbol kemajuan dan modernisasi pasar tradisional di Kota Sorong.

Pasar yang selesai dibangun pada 17 Agustus 2022 ini, seharusnya menjadi pusat aktivitas perdagangan yang nyaman dan modern bagi masyarakat.

Baca juga: Pasar Modern Rufei Tak Sekeren Namanya, Pj Wali Kota Sorong Ungkap Sejumlah Komponen Perbaikan

Namun, realitas kini berkata lain. Bangunan berlantai dua yang menelan biaya besar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sorong, justru terlihat tidak terawat.

Banyak los di dalam pasar kosong, sementara sebagian pedagang memilih membuka lapak di luar area pasar.

Baca juga: Jalur C Kota Sorong Siap-siap Dibuka Lagi, Akses Strategis ke Tanjungkasuari hingga Pasar Rufei

Pasar ini, yang dibangun dengan biaya dari dana otonomi khusus dan membutuhkan waktu sembilan tahun untuk diselesaikan, seharusnya dapat menampung 200 los yang beragam, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang non-pokok.

Namun, hingga kini, hanya sekitar 20 los yang terisi. Sisanya, meskipun sudah memiliki pemilik, dibiarkan kosong, rusak, dan tak terawat.

Kondisi pasar semakin memprihatinkan. Beberapa los terlihat kotor, dengan pintu yang rusak.

Dinding bangunan mulai kusam, sementara lantai pasar dipenuhi debu dan sampah yang berserakan.

Baca juga: Kapolresta Sorong Kota Usulkan Relokasi Polsek Sorong Barat Demi Keamanan Pasar Modern Rufei

Pasar yang awalnya diharapkan menjadi pusat perekonomian kini lebih mirip bangunan kosong yang kehilangan jiwa.

Alasan Pedagang Enggan Bertahan

Para pedagang pun merasa kecewa dengan kondisi pasar tersebut. Nandi Utomo, salah seorang pedagang di Pasar Rufei, mengungkapkan bahwa banyak pedagang lebih memilih berjualan di luar area pasar karena masalah kenyamanan dan keamanan.

“Los-los di dalam banyak yang tidak terisi. Pedagang lebih memilih membuka lapak di luar bangunan pasar karena alasan kenyamanan dan keamanan,” ujar Nandi.

20250110_pasar rufei nibos
Pasar Modern Rufei, yang berdiri megah dengan dominasi warna biru dan krem, dulunya diharapkan menjadi simbol kemajuan dan modernisasi pasar tradisional di Kota Sorong.

Pasar Modern Rufei memang sempat diisi oleh pedagang yang dipindahkan dari Pasar Boswesen Rufei dan beberapa lokasi lainnya setelah diresmikan pada Agustus 2022.

Namun, setelah beroperasi, banyak pedagang memutuskan untuk tidak lagi berjualan di dalam pasar karena berbagai kendala.

Baca juga: Pasar Modern Rufei Tak Sekeren Namanya, Pj Wali Kota Sorong Ungkap Sejumlah Komponen Perbaikan

Akses transportasi yang sulit menuju pasar menjadi salah satu keluhan utama, selain masalah keamanan yang sering kali terjadi di sekitar area pasar.

“Di sini sering ada orang mabuk yang membuat takut pembeli. Pengunjung jadi enggan datang, dan pedagang kehilangan pelanggan,” tambah Nandi.

Revitalisasi dan Harapan Baru

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved