Paus Leo XIV
Tapak Tilas Robert Francis Prevost, OSA di Papua Barat Daya Sebelum Jadi Paus Leo XIV
Siapa sangka, Paus Leo XIV ternyata sudah pernah menginjakan kaki di Bumi Cendrawasih tepatnya di Papua Barat Dan Papua Barat Daya.
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Vatikan resmi mencatat sejarah baru dalam dunia Gereja Katolik pada 8 Mei 2025, ketika Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.
Baca juga: PROFIL dan Isi Pidato Pertama Paus Leo XIV
Dengan nama pontifikal Paus Leo XIV, ia menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat, menandai era baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Pengumuman terpilihnya Paus Leo XIV disampaikan Vatikan melalui laman dan akun media sosial resmi @VaticanNews dengan pernyataan tradisional, “Habemus Papam! Kita punya Paus!”
Siapa sangka, Paus Leo XIV ternyata sudah pernah menginjakan kaki di Bumi Cendrawasih tepatnya di Papua Barat Dan Papua Barat Daya.
Pada Tahun 90-an Paus Leo XIV pernah menginjakan kaki di Biara OSA Tagaste Sorong, Papua Barat Daya.
Baca juga: 133 Kardinal Mulai Konklaf Hari Ini, Siapa Calon Kuat Pengganti Paus Fransiskus?
Kala itu, Paus Leo XIV masih menjabat sebagai Superior Ordo Santo Agustinus (OSA).
Kemudian pada tahun 2003 Paus Leo XIV kembali mengunjungi tanah Papua dan menyempatkan diri berkunjung ke semua komunitas OSA di tanah Papua termasuk Sorong.
Saat di Sorong ia sempat memberikan materi seminar di Aula SMA YPPK Agustinus Sorong, Papua Barat Daya.
Baca juga: Makam Paus Fransiskus, Kesederhanaan Menyentuh Hati, Setangkai Mawar Putih Menjadi Simbol
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari perayaan 50 tahun karya OSA di Tanah Papua, tonggak penting dalam sejarah pelayanan misioner di wilayah timur Indonesia.
Kehadiran beliau kala itu meninggalkan kesan mendalam bagi umat dan para imam OSA di Papua.
Tidak ada yang menyangka bahwa 22 tahun kemudian, sosok yang sederhana dan penuh dedikasi itu akan dipanggil untuk menggembalakan lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Kini, Paus Leo XIV memikul tanggung jawab besar dalam menghadapi berbagai tantangan Gereja dan dunia modern.
Namun bagi sebagian umat di Indonesia, khususnya di Papua, terpilihnya Paus Leo XIV bukan hanya peristiwa global, tetapi juga kisah yang dekat, karena mereka pernah bersua langsung dengannya.
Baca juga: GP Ansor Beri Anugerah untuk Mendiang Paus Fransiskus: Penghormatan Martabat Kemanusiaan
Banyak yang berharap, setelah naik takhta Kepausan, Paus Leo XIV suatu hari nanti dapat kembali mengunjungi Indonesia, negeri yang pernah menjadi bagian dari perjalanannya dalam pelayanan pastoral.
Profil Paus Leo XIV
Paus Leo XIV lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 14 September 1955 (79 tahun) dan memiliki nama lahir lahir Robert Francis Prevost.
Ia memiliki latar belakang panjang sebagai rohaniwan, akademisi, serta pemimpin ordo.
Baca juga: Presiden Prabowo Utus 4 Tokoh Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Ada Joko Widodo dan Natalius Pigai
Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di seminari minor Ordo St Augustine pada 1973.
Ia memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang matematika di Universitas Villanova pada tahun 1977.
Setelah memutuskan untuk menjadi seorang pendeta, pada tahun yang sama, Prevost bergabung dengan Ordo Santo Agustinus, dan mengucapkan kaul khidmat pada 1981, dan ditahbiskan menjadi imam pada 19 Juni 1982.
Mengutip laman resmi vatican, pendidikan teologi Paus Leo XIV ditempuh di Persatuan Teologi Katolik Chicago dan Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma pada 1987.
Pada tahun itu, ia dianugerahi gelar doktor dengan tesis “Peran prior setempat dalam Ordo Santo Agustinus”.
Baca juga: Misa Requiem di Maybrat, Mengiringi Kepergian Paus Fransiskus dengan Doa dan Kesetiaan
Dan pada tahun yang sama ia terpilih sebagai direktur panggilan dan direktur misi provinsi Agustinian “Mother of Good Counsel” di Olympia Fields, Illinois, Amerika Serikat.
Kiprah Paus Leo XIV di dunia misi dimulai pada 1985 saat ia dikirim ke Chulucanas, Peru.
Di sana ia menjabat sebagai pastor paroki, pengajar seminari, vikaris pengadilan, dan direktur pembinaan bagi para calon imam.
Baca juga: Pemakaman Paus Fransiskus Digelar Sabtu 26 April 2025, Perbedaan Prosesi dari Pendahulunya
Kontribusinya selama satu dekade di Peru menjadi fondasi penting dalam membangun reputasi pastoral dan kepemimpinannya.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang aktif membina komunitas Agustinian di wilayah-wilayah terpencil.
Antara 2001 hingga 2013, Prevost memimpin Ordo Santo Agustinus dari kantor pusat di Roma.
Kemudian, pada 2015, ia ditunjuk sebagai Uskup Chiclayo di Peru sebelum dipanggil kembali ke Vatikan pada 2023 untuk menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup.
Pada 30 September 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.
Dan 8 Mei 2025, proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor memutuskan dirinya sebagai Paus ke-267, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.
Baca juga: Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Ada dari Asia, Simak Sistem Pergantiannya
Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV menjadi paus pertama asal Amerika Serikat
Sebagai Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost kini menjabat sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik dan kepala negara Kota Vatikan.
Baca juga: Sosok Luis Tagle, Kardinal Filipina Disebut Jadi Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Intip Profilnya
Terpilihnya dia bukan hanya mencerminkan keberagaman Gereja Katolik global, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kepemimpinan yang berakar dari semangat pelayanan, pendidikan, dan misi lintas budaya. (tribunsorong.com/petrus bolly lamak)
Sorong
Paus Leo XIV
Ordo Santo Agustinus
Papua Barat
Papua Barat Daya
SMA YPPK Agustinus
Amerika Serikat
Tanah Papua
Pemprov Papua Barat Daya Total Bantu Keberangkatan Haji, Wakil Wali Kota Sorong Apresiasi |
![]() |
---|
Kota Sorong Darurat Kasus Asusila Anak Bawah Umur, Masyarakat Diimbau Peduli Lingkungan Sekitar |
![]() |
---|
Jumlah Agen, Pangkalan dan Harga Minyak Tanah di Kota Sorong Papua Barat Daya |
![]() |
---|
Kematian Akibat DBD di Kota Sorong: Analisis Faktor Risiko dan Evaluasi |
![]() |
---|
Pidato Gubernur Elisa Kambu di Depan Lulusan SMA Negeri 3 Kota Sorong “Kalian Harus Lebih dari Saya” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.