Speedboat WNA Austria Ditahan
CERITA Pemuda Adat Kawei soal Dugaan Intimidasi kepada WNA Austria: Dijemur di Dermaga
Dance berharap, bagi masyarakat yang hanya datang dan nikah di suku Kawei, jangan buat lebih seperti pemilik tanah atau punya hak.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
Ringkasan Berita:
- Yansen menjelaskan, peristiwa terjadi saat dirinya dan Andreas Nagy tengah menempuh perjalanan dari Pulau Ayau tujuan Kepulauan Mansuar, pada 2 November lalu.
- Rombongan tersebut sempat mengancam Andreas Nagy di dalam speedboat.
- Selang beberapa waktu, mereka kembali memanggil bantuan dari PT. Kawei Sejahtera Mining, kemudian giring rombongan WNA ke perusahaan dan dijemur di areal dermaga.
- Persoalan ini diusut tuntas supaya pelaku seperti bajak laut di areal Pulau Kawei bisa dihukum seberatnya.
TRIBUNSORONG.COM, WAISAI - Pemuda Adat Kawei Yansen Sakaiganan buka suara terkait peristiwa pengamanan speedboat warga negara asing (WNA) asal Austria dan Italia di Pulau Kawei, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
"Karena cuaca masih tidak bersahabat, saya minta menepih di dusun kelapa orangtua di Gigilo, Pulau Kawei," ujar Yansen kepada TribunSorong.com, Jumat (21/11/2025).
Baca juga: Masyarakat Adat Suku Kawei Buka Suara Soal Dugaan Penahanan Speedboat WNA Austria di Raja Ampat
Setibanya di Gigilo, pria usia 22 tahun itu menyiapkan api untuk bakar ikan, 15 menit sebuah speedboat tiba-tiba menghampiri rombongan dan ucap kata kasar.
Tak hanya itu, rombongan tersebut sempat mengancam Andreas Nagy di dalam speedboat.
"Sebagai anak adat suku Kawei, Raja Ampat, saya merasa bertanggung jawab ke tamu, sempa dijelaskan tapi saya disuruh diam dan tidak boleh berbicara di lokasi itu," katanya.
"Saya ini bukan orang pencuri, sebab wilayah Gigilo Kawei ini adalah dusun adat kami."
Selang beberapa waktu, mereka kembali memanggil bantuan dari PT. Kawei Sejahtera Mining, kemudian giring rombongan WNA ke perusahaan dan dijemur di areal dermaga.
"Saya mau bilang buat paman dan kaka yang datang intimidasi kami, kalau datang nikah di suku Kawei itu hak kalian hanya makan dan pakai, jangan kamu buat diri kuasa," jelasnya.
Baca juga: Polres Raja Ampat Selidiki Dugaan Penyanderaan WNA, Warga Tuntut Denda Adat Rp250 Juta
Yansen berharap, persoalan ini diusut tuntas agar tindakan pelaku seperti bajak laut di areal Pulau Kawei bisa dihukum seberatnya.
Tak hanya itu, Dance Daat (55) paman dari Yansen Sakaiganan menyayangkan tindakan oknum kepada ponakannya.
"Saya mau bilang Yansen itu dia orang asli suku Kawei dari ibunya yakni Hawa Daat, beliau adalah saudara kami," ucap Dance.
Baca juga: Dugaan Asusila Oknum Pejabat Raja Ampat ke Putri Angkat: Penyidik Polda Periksa 4 Saksi
Silsilah Yansen Sakaiganan jelas dari garis keturunan ibu Hawa Daat, Yosias Daat (bapa Hawa), Lukas Daat (bapa Yosias), hingga Basan Daat (bapa Lukas), asli suku Kawei.
"Saya menyayangkan tindakan oknum-oknum itu kepada anak kami, mereka ini bukan buat mencuri, rombongan hanya menepih di dusun keluarga karena cuaca tak bagus," katanya.
Baca juga: YLBH Desak Polda Papua Barat Daya Usut Tuntas Kasus Asusila Oknum Pejabat Raja Ampat
Dance berharap, bagi masyarakat yang hanya datang dan nikah di suku Kawei, jangan buat lebih seperti pemilik tanah atau punya hak.(tribunsorong.com/safwan ashari)
| 22 Tim Muda Papua Barat Daya Berlaga di Kapolresta Sorong Kota Cup U10 dan U12 |
|
|---|
| 24 Tahun Otsus : Gereja Katolik Ingatkan Kebijakan Negara jadi Jalan Pastoral Keberpihakan bagi OAP |
|
|---|
| Kembalikan Formulir Bacalon Ketua DPD Golkar Papua Barat Daya, Berkas Lobat Dinyatakan Lengkap |
|
|---|
| Jumatan di Masjid Al-Mutaqin Aimas Sorong, Khatib Ingatkan Jemaah soal Rasa Malu |
|
|---|
| Perempuan Moi Ini Raih Penghargaan Pakaian Adat Papua Terbaik di Hari Otsus Ke-24 Tahun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20251121_ADAT-KAWEI.jpg)