Kebakaran di Rufei Kota Sorong
Kebakaran Tabung Gas Tewaskan 8 Orang, Ketua Komisi II DPRD Kota Sorong Kecewa Pihak Pertamina Cuek
Demanto mengaku kecewa sebab sejak awal kejadian hingga kini tak ada gerakan kemanusiaan dari pihak Pertamina Sorong.
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Komisi II DPRD Kota Sorong, Papua Barat Daya menggelar "hearing" bersama Pertamina Fuel Terminal (FT) Sorong, Senin (4/6/2024).
Agenda kegiatan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Kota Sorong Demanto P Silalahi tersebut terkait tragedi kebakaran yang merenggut delapan nyawa di Kompleks Posyandu, Kelurahan Rufei pada Rabu (29/5/2024) malam.
Baca juga: Sekeluarga Jadi Korban Kebakaran, Ketua KKSS Kota Sorong Ungkap Aktivitas sebelum Peristiwa Nahas
Baca juga: Kronologis Pemadaman Kebakaran Kapal Wisata di Raja Ampat, Kapal Perang Koarmada III Diterjunkan
Demanto mengaku kecewa sebab sejak awal kejadian hingga kini tak ada gerakan kemanusiaan dari pihak Pertamina Sorong sehingga terkesan cuek.
"Kami dapat informasi peristiwa yang merenggut delapan nyawa ini bermula dari ledakan gas elpiji bocor di kepala tabung," ujarnya dalam rapat.
Menurut Demanto, peristiwa tersebut berakar dari minimnya sosialisasi kepada konsumen, terkait cara atau standar pengamanan saat menggunakan tabung gas di masyarakat Kota Sorong.
Oleh karena itu, Pertamina diminta sebagai penyedia barang, bisa lebih detail menggelar sosialisasi ke warga.
"Kami sangat menyayangkan sampai saat ini belum ada satu orang dari Pertamina yang peduli ke para korban," katanya.
Politisi Partai NasDem ini juga menyangkan, sejak awal masyarakat hanya diberi pemahaman seadanya dan kemudian saat menjadi korban justru Pertamina Sorong kehilangan rasa empati.
Baca juga: Soal Terbatasnya Armada Damkar, Pj Wali Kota Sorong Wacanakan Tambah Unit Pemadam Kebakaran
Baca juga: Damkar Desak Pemkot Sorong Lunasi Tunggakan Servis Kendaraan Pemadam Rp500 Juta
Menurutnya, tidak ada yang menginginkan terjadinya musibah ini, namun ketika terjadi harus ada bentuk empati ke keluarga korban.
Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Rayon I Papua Barat Nuriva Joko Wibowo berjanji akan mengutus pegawai turun.
"Beberapa waktu lalu kami utus orang ke lapangan. Rencananya kami juga turun melihat rumah korban," ucapnya.
Delapan korban jiwa
Sebelumnya diberitakan, tragedi kebakaran di sebuah kontrakan Jalan RA Kartini, Kompleks Posyandu, Kelurahan Rufei, Kota Sorong, Papua Barat Daya pada Rabu (29/5) malam sekitar pukul 20.00 WIT malam merenggut total delapan korban jiwa.
Baca juga: Banggar Dorong Keseriusan Penganggaran Tingkatkan Sarana Prasarana Damkar Kota Sorong
Baca juga: Kadis Damkar Kota Sorong Blak-blakan, Armada Usang hingga Anggaran Makin Berkurang
Rumah tersebut dihuni keluarga Abdul Majid (53), warga asal Sulawesi Selatan (Sulsel).
Saat kejadian, ada sembilan orang yang berada di dalam rumah selain Abdul Majid, yaitu Nurhayati (50) (istri), Hj Rohani (56) (besan), dan Wahidah (30) (anak).
Adapun lima lainnya merupakan anak-anak, terdiri dari empat cucu Abdul Majid, antara lain Hipbang (7), Aulia (5), Jarlani (4), dan Rafan (3), serta Farhan (8) yang merupakan keponakan.

Kapolres Sorong Kota Kombes Pol Happy Perdana Yudianto menjelaskan, kronologis kejadian berawal dari Abdul Majid yang tengah memperbaiki selang kompor gas ukuran lima 5 kilogram (kg).
"Saat perbaiki selang tiba-tiba ada api yang langsung besar lalu melahap perabotan rumah tangga serta korban. Memang para korban sedang berkumpul dan makan bersama di dalam rumah," ujarnya kepada TribunSorong.com, Senin (3/6/2024).
"Kondisi rumah yang pendek dan sempit, sehingga api menyambar para korban saat gas menyemburkan api," ucap Happy.
Baca juga: 15 Turis Asing Dievakuasi, Selamat dari Kebakaran Kapal Wisata di Perairan Piaynemo
Baca juga: TRAGIS Laila Atika Sari Mahasiswi S2 IPB Tewas Gegara Kebakaran Laboratorium, Sempat Dibawa ke RS
Warga yang melihat kejadian tersebut segera memberikan pertolongan serta memadamkan api.
Abdul Majid sekeluarga selanjutnya dilarikan ke RS Maleo, Kampung Baru guna mendapat perawatan lebih lanjut.
Lantaran kondisi lukanya cukup parah, para korban yang kemudian dirujuk ke RSUD JP Wanane, Kilometer 22, Aimas, Kabupaten Sorong.
Setelah sempat mendapat perawatan, bocah Rafan menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (30/5/2024) pagi, menyusul kemudian Hj Rohani pada siang harinya.
Baca juga: Musala Raudhatul Jannah Aimas Sorong Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp50 Juta
Baca juga: Kapal Pinisi MY Oceanic Angkut Belasan Bule Terbakar di Spot Diving Raja Ampat
Pada hari berikutnya, Jumat (31/5/2024), ada tiga korban yang meninggal dunia, yaitu Nurhayati dan Wahidah saat waktu subuh kemudian sorenya Aulia.
Korban meninggal dunia bertambah lagi atas nama Hipbang pada Sabtu (1/6/2024) sore.
Nyawa Abdul Majid pada akhirnya tidak terselamatkan setelah empat hari menjalani perawatan intensif.
Ia menjadi korban terakhir atau kedelapan yang berpulang ke hadapan Sang Khalik pada Minggu (2/6/2024) sore.
Satu-satunya korban selamat dalam peristiwa tragis ini adalah Farhan (8) yang mengalami luka bakar di kaki.
Mengenai meninggalnya para korban, Kapolresta Sorong Kota masih mendalami lebih lanjut apakah murni karena luka bakar atau ada faktor lainnya. (tribunsorong.com/safwan ashari)
Jurus Jitu PT Pertamina Hulu Energi Hadapi Era Energi Transisi |
![]() |
---|
3 Strategi Unggulan SHU Pertamina Regional 4 Operasikan Migas di Wilayah Indonesia Timur |
![]() |
---|
SKK Migas-Pertamina EP Papua Dorong Pengembangan Ekowisata Pulau Soop Kota Sorong |
![]() |
---|
Diduga Ada Penimbunan BBM, Komisi II DPRD Kota Sorong Minta Polisi Tindak Tegas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.