HIV AIDS di Sorong

Waspada! Distrik Sorong Manoi Jadi Titik Penyebaran HIV/AIDS Terbesar di 2024, Tercatat 30 Kasus

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat mengungkapkan, bahwa tingginya kasus di distrik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
DINAS KESEHATAN - Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat sedang diwawancarai tentang kasus HIV/AIDS di Hotel Vega Kota Soorng, Jumat (7/3/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kasus HIV/AIDS di Kota Sorong Papua Barat Daya menjadi perhatian serius.

Pasalnya, angka kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan salah satunya di Distrik Sorong Manoi terdapat 30 kasus baru pada 2024.

Baca juga: MANFAAT Obat Antiretroviral Bagi Pasien HIV/AIDS di Kota Sorong Papua Barat Daya

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat mengungkapkan, bahwa tingginya kasus di distrik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Termasuk kepadatan penduduk dan keberadaan berbagai spot yang menjadi tempat aktivitas berisiko tinggi.

Baca juga: 4.016 Kasus HIV/AIDS di Kota Sorong, KPA Pastikan Stok Obat ARV Aman

Wilayah ini memiliki banyak tempat hiburan dan area tersembunyi yang menjadi titik penyebaran virus. 

“Faktor pertama yaitu banyaknya penduduk serta wilayahnya cukup luas dan banyak spot-spot tempat hiburan dan lokasi tertentu yang tertutup," jelasnya kepada TribunSorong.com, Jumat (7/3/2025).

Selain itu, Hermanus bilang, kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat juga menjadi faktor penyebaran bahkan ada beberapa kelompok yang di bentuk secara tertutup. 

Salah satu tantangan besar adalah adanya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tidak melanjutkan pengobatan atau yang disebut sebagai drop out (DO). 

“Mereka yang DO ini karena sudah positif, tapi tidak melanjutkan pengobatan. Mereka akhirnya menjadi penyebar virus,” ujarnya. 

Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Kota Sorong Didominasi Remaja Usia SMA, Berikut Data-data Kurun Waktu 20 Tahun

Lanjutnya menjelaskan, situasi ini diperburuk oleh fakta bahwa banyak dari mereka tidak menunjukkan tanda-tanda sakit jelas, sehingga sulit dikenali di masyarakat.

Dinas Kesehatan Kota Sorong telah mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanganan melalui berbagai program. 

“Sisi kesehatan sudah maksimal. Pemerintah juga sudah maksimal melalui dinas kesehatan. Tapi memang di sana banyak muncul spot-spot kecil yang setiap saat ada,” ungkap Kalasuat.

Ia mengatakan, untuk menghadapi tantangan ini, strategi intervensi berbasis data terus diperkuat. 

“Kami selalu melakukan evaluasi. Wilayah dengan angka kasus tinggi kami identifikasi, lalu kami lakukan intervensi khusus,” katanya.

Baca juga: Kota Sorong Perkuat Kolaborasi dalam Penanggulangan HIV/AIDS 

Sambung Kalasuat, data terbaru menunjukkan pola penyebaran dinamis, sehingga perlu penyesuaian strategi secara berkala.

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved