Demo Tolak Tambang Nikel Raja Ampat
Orasi Ketua Klasis GKI Sorong Pendeta Jeane Haurisa Fonataba saat Demo Tolak Tambang di Sorong
Gereja berdiri bersama masyarakat untuk melindungi alam Raja Ampat dari eksploitasi berlebihan.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Sorong menyatakan dukungannya terhadap pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Solidaritas untuk Raja Ampat Gelar Demo Tolak Tambang Nikel di Sorong
Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Klasis GKI Sorong Pendeta Jeane Haurisa Fonataba dalam orasinya saat mengikuti aksi damai di Kota Sorong, Selasa (11/6/2025).
Baca juga: Izin Tambang Dicabut, Saatnya Raja Ampat Tata Ulang Ekonomi Berkelanjutan
Ia menegaskan, bahwa gereja berdiri bersama masyarakat untuk melindungi alam Raja Ampat dari eksploitasi berlebihan.
"Tujuan kami ikut aksi ini hanya satu, yakni #SaveRajaAmpat. Perjuangan ini bukan hanya untuk Papua, tapi untuk dunia 50 tahun ke depan," ujar Jeane.
Dalam orasinya, ia juga mengingatkan para pemimpin, khususnya Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu agar bersikap bijak dalam menjaga kelestarian pulau-pulau di Raja Ampat.
"Sebagai perwakilan Tuhan di muka bumi, pemerintah harus bertindak bijaksana dalam mengurus tanah ini agar tetap lestari," tegasnya.
Baca juga: Presiden Prabowo Cabut Izin Tambang Nikel Raja Ampat, Anggota DPD RI Dorong Reformasi Pariwisata
Pendeta Jeane Haurisa Fonataba mengutip Kitab Kejadian 2:17 sebagai dasar teologis sikap gereja, yang menyatakan bahwa manusia ditempatkan di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara, bukan mengeksploitasi alam.
"Kami turun ke jalan untuk menjaga Raja Ampat tetap bebas dari eksplorasi berlebihan. Kalau pemerintah tidak mengurus dengan baik seluruh pulau di Raja Ampat, maka akan datang kutuk," ucapnya.
Baca juga: Pramuwisata Raja Ampat Soroti Dampak Negatif Tambang bagi Keberlangsungan Ekologi Perairan
Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa perjuangan ini akan dikenang sebagai langkah penting dalam menyelamatkan lingkungan dan masa depan generasi Papua.
"Kita semua akan kembali ke tanah, tapi perjuangan ini akan terus hidup dan dikenang," katanya penuh haru.
Aksi damai ini diikuti oleh berbagai elemen, termasuk mahasiswa dan masyarakat adat.
Pendeta Jeane Haurisa Fonataba berharap suara mereka bisa sampai ke pemerintah pusat.
"Kami berharap gubernur dapat menyampaikan aspirasi kami kepada Menteri Investasi, Bapak Bahlil Lahadalia. Jika beliau berkunjung ke Sorong, semoga bisa mendengarkan suara masyarakat secara langsung," tutupnya. (tribunsorong.com/safwan ashari)
Massa Aksi Sebut Kunjungan Menteri ESDM dan Gubernur ke Raja Ampat Setting-an, Begini Jawaban Elisa |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Cabut 4 Izin Tambang di Raja Ampat, Senator Agustinus Kambuaya Beri Apresiasi |
![]() |
---|
Pemerintah Pusat Cabut Izin Usaha Pertambangan di Raja Ampat, Mensesneg: Ini Perintah Bapak Presiden |
![]() |
---|
Wamendiktisaintek Tekankan Peran Kampus dalam Isu Lingkungan di Raja Ampat |
![]() |
---|
Pernyataan Gubernur Soal Raja Ampat Disorot, Garda BMI: Keliru Menarik Kesimpulan Terburu-buru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.