Perguruan Tinggi di Papua
Raker Perguruan Tinggi se-Tanah Papua di Sorong, Usul Dosen Swasta Diangkat jadi PNS
Civitas Akademika Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Manokwari turut menghadiri Rapat Kerja Pimpinan Yayasan dan Perguruan Tinggi di Kota Sorong.
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Civitas Akademika Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Manokwari turut menghadiri Rapat Kerja Pimpinan Yayasan dan Perguruan Tinggi di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Baca juga: Pelatihan Kader Dasar PMII Sorong, Dari Kampus Menuju Perubahan Sosial
Rektor UNCRI Manokwari Prof. Dr. Roberth KR Hammar mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah Papua, termasuk UNCRI Manokwari.
“Melalui forum ini, kami bisa turut membahas berbagai persoalan yang dihadapi perguruan tinggi swasta, sekaligus memberikan masukan untuk pengembangan ke depan,” ujar Prof. Roberth kepada TribunSorong.com, Sabtu (5/7/2025).
Baca juga: Wamendiktisaintek Ajak Kampus Ciptakan Suasana Nyaman dan Manusiawi bagi Mahasiswa
Dalam pertemuan tersebut, delegasi UNCRI Manokwari bersama perwakilan kampus lainnya dari Papua Barat ikut berkontribusi dalam pembahasan terkait penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Setiap aktivitas mahasiswa mulai dari perkuliahan, penelitian hingga pengabdian masyarakat memiliki dampak langsung terhadap status akreditasi kampus. Karena itu, pembobotan Tri Dharma harus diperhatikan secara serius,” jelasnya.
Selain itu, Prof. Roberth juga menyampaikan beberapa masukan penting, terutama terkait peningkatan kualitas dosen dan usulan agar para dosen perguruan tinggi swasta dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban yayasan, sekaligus meningkatkan stabilitas dan mutu pendidikan di kampus swasta,” ujarnya.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus Harus Ambil Peran Atasi Pengangguran
UNCRI Manokwari juga terus mendorong peningkatan kompetensi dosen dan kualitas proses belajar mengajar di kelas.
Namun, kata dia, masih ada persoalan krusial yang kerap dihadapi oleh kampus swasta di Papua, yakni keterbatasan jumlah dosen dan kurangnya perhatian dari pemerintah pusat.
“Dalam beberapa pertemuan sebelumnya, kami selalu menekankan bahwa jumlah dosen di perguruan tinggi swasta sangat terbatas. Hal ini perlu menjadi perhatian serius dari Menteri Pendidikan Tinggi,” tegasnya.
Baca juga: Wamendiktisaintek Tekankan Peran Kampus dalam Isu Lingkungan di Raja Ampat
Prof. Roberth juga menyoroti ketimpangan dalam pemberian bantuan beasiswa, yang selama ini lebih difokuskan ke perguruan tinggi negeri.
Sementara itu, perguruan tinggi swasta baru mendapatkan perhatian belakangan.
“Bantuan beasiswa untuk kampus negeri sangat melimpah. Hal ini membuat minat calon mahasiswa terhadap kampus swasta cenderung menurun. Padahal, sebagian besar mahasiswa kam
Baca juga: Demo di Halaman Kampus, Mahasiswa UNIMUDA Sorong Tuntut Pecat Dosen Provokator, Ini Respons Rektorat
i berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan sangat bergantung pada beasiswa,” katanya.
Ia berharap persoalan yang dihadapi oleh seluruh perguruan tinggi swasta di tanah Papua bisa menjadi perhatian Menteri Pendidikan Tinggi, agar ke depan perguruan tinggi swasta dapat bersaing secara sehat dengan kampus negeri. (tribunsorong.com/safwan ashari)
Konflik Investasi dan Tanah Adat di Sorong Selatan, Senator Papua Barat Daya Angkat Suara |
![]() |
---|
KPU Papua Barat Daya Ambil Alih Seluruh Tugas dan Kewenangan KPU Sorong Selatan, Ada Apa? |
![]() |
---|
Profil Ribka Juliana, Miss Indonesia Papua Barat Daya 2025: Berdarah Biak dan NTT |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Papua Barat Daya Sabtu 5 Juli 2025, Kabupaten Sorong Cuaca Ekstrem |
![]() |
---|
Pemprov Papua Barat Daya Dorong Pembentukan Embarkasi Haji Sendiri, Ini Respons Kemenag Sorong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.