Pendidikan di Papua Barat Daya

Revitalisasi Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan, Pendidikan Inklusif Berbasis Potensi Lokal

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Provinsi Papua Barat Daya menggelar focus group discussion (FGD), Kamis (6/11/2025).

Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/TAUFIK NUHUYANAN
REVITALISASI AKNESS - Foto bersama usai pembukaan focus group discussion (FGD) yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Provinsi Papua Barat Daya, Kamis (6/11/2025). FGD bertajuk "Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi PDD Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan (Akness)" berlangsung di Kota Sorong. 
Ringkasan Berita:
  • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Barat Daya menggelar FGD.
  • Kegiatan bertajuk "Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi PDD Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan (Akness)".
  • Revitalisasi bertujuan agar akademi bisa ditingkatkan ke tingkat provinsi sesuai amanat UU Otsus.
  • Keunggulan akademi komunitas adalah sistem pendidikan inklusif dan berbasis potensi lokal. 
  • Akademi tidak membatasi usia dan fokus pada pelatihan praktis yang relevan dengan sumber daya unggulan di daerah masing-masing.

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Provinsi Papua Barat Daya menggelar focus group discussion (FGD), Kamis (6/11/2025).

Kegiaan bertajuk "Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi PDD Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan (Akness)" itu berlangsung di Kota Sorong.

Baca juga: 80 IRT Kurang Mampu di Sorong Selatan Diajari Bikin Kue dan Keripik, Program Pemberdayaan Dinsos

Kepala Dispendikbud Papua Barat Daya Adolof Kambuaya mengatakan, FGD menjadi langkah awal menghidupkan lagi Akness yang sebelumnya tidak beroperasi.

"Tujuan kami merevitalisasi agar akademi komunitas ini bisa ditingkatkan menjadi akademi komunitas tingkat provinsi, sesuai amanat Undang-Undang Otonomi Khusus," ujarnya.

Baca juga: Berawal Coba-coba, Mama Albertina Sukses Kembangkan Usaha Kue Sagu Sejak 2022 di Sorong Selatan

Keunggulan akademi komunitas adalah sistem pendidikannya inklusif dan berbasis potensi lokal. 

Akademi tidak membatasi usia peserta didik dan fokus pada pelatihan praktis yang relevan dengan sumber daya unggulan di daerah masing-masing.

"Contohnya di Sorong Selatan, punya potensi sagu, tetapi selama ini di pasaran banyak didatangkan dari luar daerah. Padahal sagu melimpah dan bisa dikelola buat meningkatkan ekonomi masyarakat," ucap Adolof.

Selain sagu, Adolof menyebut beberapa potensi lain juga bisa dikembangkan melalui akademi komunitas.

Antara lain kacang tanah di Kabupaten Maybrat, udang dan hasil laut di Sorong Selatan, serta potensi minyak dan pariwisata di Sorong Raya dan Raja Ampat.

Menurut Adolof, pembentukan akademi komunitas ini merupakan tindak lanjut dari struktur kelembagaan disdik yang memiliki bidang khusus terkait akademi komunitas.

"Kami ingin anak-anak muda Papua Barat Daya bisa mendapatkan keterampilan nyata, agar mereka siap bersaing di dunia kerja dan mampu mengelola potensi daerahnya sendiri," katanya.

Tantangan perkembangan industri

Wakil Bupati Sorong Selatan Yohan Bodory mengayakan mendukung rencana revitalisasi Akness. 

Kehadiran akademi ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi perkembangan industri, termasuk sektor pertambangan dan energi.

Baca juga: Akses Ekstrem 2 Kampung di Sorong Selatan: Tertusuk Duri Sagu dan Tenggelam di Lumpur

Yohan menyebut, kegagalan di masa lalu banyak disebabkan karena masyarakat belum bersatu dan belum siap secara sumber daya manusia. 

"Oleh karena itu, akademi komunitas ini hadir di waktu yang tepat saat Sorong Selatan bersiap menghadapi investasi besar di bidang migas," ujarnya. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved