Infrastruktur Sorong Selatan

Akses Ekstrem 2 Kampung di Sorong Selatan: Tertusuk Duri Sagu dan Tenggelam di Lumpur

Keduanya adalah Kampung Bubuko dan Benawa II berada di bagian wilayah Inanwatan, Metemani, Kais, dan Kokoda (Imekko). 

|
Penulis: Astri | Editor: Petrus Bolly Lamak
Dok. Istimewa
KONDISI JALAN - Beginilah kondisi jalan di Kampung Bubuko dan Benawa II berada di bagian wilayah Inanwatan, Metemani, Kais, dan Kokoda (Imekko). 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Di ujung timur Kabupaten Sorong Selatan, Provinisi Papua Barat Daya tepatnya di Distrik Kokoda Utara terdapat dua kampung seolah tersembunyi di balik hutan. 

Baca juga: Pendataan OAP Sorong Selatan Terganjal Anggaran Provinsi, Kepala Dukcapil: Kami Hanya Menunggu

Keduanya adalah Kampung Bubuko dan Benawa II berada di bagian wilayah Inanwatan, Metemani, Kais, dan Kokoda (Imekko). 

Untuk mencapai dua kampung tersebut, warga harus berjalan kaki melewati jalan setapak becek diapit pepohonan sagu. 

Tidak ada jalan bagi kendaraan. 

Baca juga: 20 Tim Ramaikan Fun Futsal BPKAD Sorong Selatan, Bupati Janjikan Hadiah Juara Rp10 Juta

Hanya langkah kaki bisa membawa seseorang masuk ke sana.

“Saya rasa kalau kami ceritakan ke orang lain, mereka anggap cuma dongeng saja,” ujar warga Kampung Benawa II Kalvin.

Ia bilang, transportasi air seperti perahu fiber hanya bisa menjangkau hingga kampung persiapan Toperago, jalur aliran sungai. 

Kampung itu menjadi titik terakhir warga Bubuko dan Benawa II berlabuh.

“Sampai di situ (Toperago) saja. Satu-satunya cara masuk ke dalam (kampung Bubuko dan Benawa II), jalan kaki. Mau lewat barat, utara, timur, selatan, tetap jalan kaki. Tidak bisa bilang mau pakai perahu, karena tidak ada sungai besar” kata Kalvin. 

Baca juga: Kapolda Papua Barat Daya Perintahkan Tindak Tegas Pelaku Illegal Logging di Sorong Selatan

Dari Kampung Persiapan Toperago, lanjut dia, warga harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer. 

Selama puluhan tahun, jalan rawa berlumpur membelah hutan menjadi satu-satunya akses menuju dua kampung tersebut. 

Baca juga: Bahagianya Guru dan Nakes di 2 Kampung Distrik Sawiat Sorong Selatan Bisa Internetan Lagi

Di kiri-kanan, rimbunnya pepohonan menjadi saksi langkah berat warga meninggalkan jejak kaki di antara lumpur.  

“Mau dibilang jalan, sebenarnya lebih mirip lumpur. Sudah pernah lihat jalan babi? Lumpurnya seperti begitu,” kata Kalvin.

Saat musim kemarau, tanah tetap lengket dan licin karena akar-akar sagu basah. 

Baca juga: Di Ambang jadi Kebun Sawit, Suku Nakna Sorong Selatan Pasang Badan Jaga Hutan Keramat

Sedangkan di musim hujan, lumpur bisa menelan kaki hingga setinggi betis. 

Sumber: TribunSorong
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved