Pemulangan Pengungsi Maybrat

Keuskupan Manokwari - Sorong Bebaskan SPP bagi Siswa Pengungsi Maybrat

Anggota DPRK Maybrat Thomas Aitrem menyebut 57 pengungsi Maybrat saat ini tinggal di rumah pribadinya sudah dua tahun.

Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM/PETRUS BOLLY LAMAK
Wajah cerah dari parah pengungsi Maybrat di Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. 

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Keuskupan Manokwari-Sorong menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa-siswi pengungsi Maybrat di Aimas, Kabupaten Sorong.

Kebijakan Uskup Manokwari-Sorong Mgr Hilarion Ratus Lega kepada pengungsi Maybrat ini mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Baca juga: Kunjungi Pengungsi Maybrat, Kemendagri Sebut Sudah Banyak Warga yang Kembali

Anggota DPRK Maybrat Thomas Aitrem menyebut 57 pengungsi Maybrat saat ini tinggal di rumah pribadinya sudah dua tahun.

Dari 57 pengungsi itu, ada sembilan siswa bersekolah di  SD YPPK Santo Stevanus, Aimas, Kabupaten Sorong.

Baca juga: Suka Duka Thomas Aitrem Anggota DPRK Maybrat yang Tampung Pengungsi 2 Tahun di Rumah Pribadi

"Puji Tuhan anak-anak pengungsi ini diberikan SPP gratis oleh Bapa Uskup dan kami sangat berterima kasih karena Bapa Uskup sudah membantu," kata Thomas Aitrem kepada TribunSorong.com Jumat (13/10/2023).

Ia bilang, selain siswa SD, ada juga siswa SMP sekitar enam orang, SMA sekitar lima orang dan sedang kuliah belasan.

Baca juga: Biaya Hidup 6 Bulan Pertama Pengungsi Maybrat Ditanggung Pemerintah

Thomas Aitrem menceritakan kisah suka duka menampung pengungsi Maybrat selama kurang lebih dua tahun.

Thomas Aitrem bilang, selama dua tahun ini dirinya telah menjalani suka duka bersama 57 orang pengungsi Maybrat.

Baca juga: Tagih Janji Pemerintah, Sopir Angkot Mogok Jilid III di Kota Sorong

Diceritakannya bahwa, beras 50 kilogram hanya bisa bertahan selama tiga hari dan ini kenyataan yang dialami selama dua tahun.

Kemudian uang belanja perhari paling minimal itu Rp1 juta, dengan rincian Rp500 ribu belanja makan siang dan malam.

Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Minta Data Pengungsi Maybrat, Pj Bupati Bernhard E Rondonuwu Janjikan Ini

Pulsa lampu diisi Rp200 ribu digunakan hanya tiga hari saja karena pemakaian air.

"Jadi kalau belanjaannya hanya Rp300 ribu itu otomatis ada yang tidak dapat makan entah itu makan siang atau malam jadi paling rendah itu belanja Rp500 ribu untuk makan siang dan Rp500 lagi untuk makan malam itu baru cukup," katanya di hadapan tim Kemendagri saat mengunjungi pengungsi di rumahnya di Aimas, Kabupaten Sorong Jumat (13/10/2023).

Baca juga: Warga Eks Pengungsi Pulang ke Maybrat, Danrem PVT Jamin Keamanan dan Kawal 3 Hal Ini

Lanjutnya, biaya pribadi yang ia keluarkan itu bukan menjadi masalah tapi semua beranjak dari niat dan hati yang tulus untuk membantu sesama.

Puji Tuhan, selama dua tahun tidak terasa karena semua dijalani dengan penuh cinta dan kasih kepada pengungsi.

"Semua itu tidak terasa karena saya lakukan dengan hati dan belum pernah saya mengeluh ke Pak Bupati untuk bantu saya dana itu tidak pernah," ucapnya.

Baca juga: Tim Komnas HAM Turun ke Maybrat, Tindak Lanjuti Rekomendasi Penanganan Pengungsi

Ia bilang, dua minggu belakangan ini ada dua orang melahirkan di dalam rumah ini dan ada satu orang yang masih  sakit  kurang lebih sudah tiga bulan.

"Sementara yang sakit baru seminggu ada sekitar tiga orang," katanya.

Ia berharap, pemerintah segera menyiapkan fasilitas agar para pengungsi bisa kembali ke kampung halamannya. (TribunSorong.com/Petrus Bolly Lamak)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved