Tambang vs Pariwisata di Raja Ampat
Cucu Bupati Pertama Raja Ampat Tegas Tolak Tambang Nikel: "Ini Tentang Masa Depan Kami"
Whitney Lutrisya Kezia Wanma cucu dari Markus Wanma Bupati Pertama Raja Ampat tegas menolak tambang nikel.
Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
Kini, masyarakat dan pemerintah daerah dihadapkan pada dilema memilih keuntungan ekonomi dari tambang atau mempertahankan kelestarian alam dan status internasional sebagai Global Geopark.
Cucu Eks Bupati Raja Ampat Tolak Tambang
Penolakan terhadap rencana tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya terus bergulir.
Kali ini, suara lantang datang dari generasi muda Whitney Lutrisya Kezia Wanma cucu dari Markus Wanma Bupati Pertama Raja Ampat yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan daerah tersebut.
Whitney yang juga menyandang gelar Miss Teenager Intelegensia Indonesia secara tegas menyatakan sikapnya menolak keberadaan tambang nikel di wilayah konservasi dunia tersebut.
“Saya sebagai putri asli Raja Ampat, menolak penuh adanya tambang nikel. Ini bukan hanya tentang tanah, tapi tentang masa depan, tentang kehidupan masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan,” ujarnya kepada TribunSorong.com, Rabu (4/6/2025).
Baca juga: Aktivitas Tambang di Kawasan Konservasi Raja Ampat? Begini Kata Gubernur Papua Barat Daya
Whitney menyoroti bahwa sekitar 95 persen masyarakat Raja Ampat menggantungkan hidup dari laut.
Oleh karena itu, keberadaan tambang dikhawatirkan akan mencemari perairan dan mematikan mata pencaharian warga.
“Raja Ampat bukan tanah kosong! Kami punya adat istiadat, kami punya sejarah. Tolong hargai kami, masyarakat Papua terutama yang tinggal di Kabupaten Raja Ampat,” tambahnya.
Baca juga: Sosok Komeng, Profil Anggota DPD RI Viral karena Foto Saat Pilkada, Kini Fokus Sawit dan Tambang
Sikap Whitney Wanma turut menggugah semangat pemuda lainnya.
Melalui berbagai platform media sosial, anak-anak muda dari berbagai daerah menyuarakan penolakan terhadap tambang nikel dengan menggunakan tagar #SaveRajaAmpat dan #TolakTambangNikel.
Unggahan berupa video, testimoni, hingga orasi digital membanjiri lini masa sebagai bentuk perlawanan terhadap eksploitasi lingkungan.
Baca juga: Pj Gubernur Papua Barat Daya Kunjungi Tambang Nikel di Raja Ampat, Sosialisasi Pajak dan Retribusi
Gerakan ini disambut positif oleh masyarakat luas yang melihat bahwa perjuangan para pemuda bukan sekadar tren atau bentuk ikut-ikutan (FOMO), melainkan bagian dari kesadaran kolektif untuk menjaga Raja Ampat sebagai aset nasional dan warisan dunia. (tribunsorong.com/ismail saleh)
| Mau ke Kali Biru Raja Ampat? Ini Rute, Estimasi Biaya, dan Hal yang Perlu Disiapkan |
|
|---|
| Tim Percepatan DOB Raja Ampat Selatan Rapat dengan Masyarakat Misool Raya, Kawal Realisasi Pemekaran |
|
|---|
| Raja Ampat Wilayah Konservasi, Bupati Keluhkan Kebijakan Daerah Makin Terbatas ke Komisi VII DPR RI |
|
|---|
| Dilema Konsesi Tambang dan Keberlanjutan UNESCO Global Geopark Raja Ampat |
|
|---|
| Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Soroti Pertambangan di Raja Ampat, Ancaman Masa Depan Pariwisata |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20250605_cucu-bupati-pertama-raja-ampat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.