677 Anak di Kota Sorong Putus Sekolah, Yuli Atmini: Dinas Godok Sekolah Ulang

Dinas pendidikan saat ini sedang menggodok supaya anak putus sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
Petrus Bolly Lamak
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong Yuli Atmini. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kota Sorong, Papua Barat Daya ada 677 anak putus sekolah.

Dinas pendidikan saat ini sedang menggodok supaya anak putus sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

Baca juga: WIKI Fakultas dan Prodi di Universitas Pendidikan Muhammadiyah dan Universitas Victory Sorong

Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong Yuli Atmini, Jumat (13/4/2023) mengatakan, saat ini dinas sedang dorong 677 anak putus sekolah bisa kembali menikmati pendidikan.

Pemerintah punya kewajiban untuk memastikan setiap hak anak-anak usia sekolah yang putus di tengah jalan karena situasi tertentu kembali menikmati pendidikan sebagaimana mestinya. 

Baca juga: 184 Anak Putus Sekolah di Sorong Selatan Daftar Pendidikan Khusus Polda Papua Barat

"Itu sudah tugas pemerintah bagaimana pemerintah memberikan ruang bagi anak-anak yang putus sekolah untuk kembali mengikuti pendidikan," katanya kepada TribunSorong.com.

Data tersebut ujarnya diterima dari kerja sama lurah dan RT/RW yang ada di Kota Sorong.

Baca juga: Berantas Putus Sekolah Polda Papua Barat Gelar Pendidikan Khusus

"Data itu hasil kita kerja sama dengan lurah dan RT/RW karena mereka yang tahu persis anak yang putus sekolah," ungkapnya.

Yuli bilang, data yang ada akan dievaluasi kembali untuk melihat berapa jumlah anak-anak yang masih berusia sekolah di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca juga: Pemkab Sorong Selatan Anggarkan Rp20 Miliar Tangani Buta Aksara dan Anak Putus Sekolah

Jika masih memungkinkan katanya pemerintah akan dorong anak putus sekolah masuk ke sekolah formal.

Sementara anak yang usianya sudah melebihi usia sekolah maka akan diarahkan mengambil pendidikan informal, seperti sekolah paket A, B dan C.

Baca juga: 7000 Anak Papua di Sorong Selatan Putus Sekolah, Terbanyak dari Suku Ini

"Semua itu terakomodasi di tahun ajaran baru, karena pembukaan pendaftaran sekolah itu ketika tiba tahun ajaran baru," ujar Yuli.

Ia mengakui bahwa, faktor penyebab anak-anak usia sekolah putus di tengah jalan karena alasan ekonomi dan minim perhatian dari orang tua.

Baca juga: Guru Madrasah dan Pendidikan Agama Harus Melek Digital, Kemenag Kabupaten Sorong Gelar Pelatihan

Peran aktif setiap orang tua untuk memperhatikan dan mendorong hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sehingga masa depannya bisa tercapai maksimal.

"Jadi selain kondisi ekonomi tetapi juga dorongan orang tua pun minim sehingga berdampak pada masa depan anak terancam," ungkapnya. (tribunsorong.com/petrus bolly lamak)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved