Kota Sorong

Kisah Pilu Phiten: Balita Penderita 2 Penyakit Langka Butuh Uluran, Ayahnya Korban Tembak di Sorong

Seorang balita berusia dua bulan tiga minggu, Phiten Welerubun, terbaring lemas di rumahnya yang sederhana di Distrik Sorong Manoi.

|
Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
BALITA SAKIT - Phiten Welerubun seorang balita berusia dua bulan tiga minggu digendong ibunyAa, Deviana Tiba di rumah berlantai papan di Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Seorang balita berusia dua bulan tiga minggu, Phiten Welerubun, terbaring lemas di rumahnya yang sederhana di Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Putra lasangan Maikel Welerubun dan Deviana Tiba ini menderita hidrosefalus dan kebocoran jantung sejak lahir.

Baca juga: Pasien Luka Tembak Demo NFRPB Dirujuk ke Manado, Wali Kota Sorong Cek Persiapan di RSUD Sele Be Solu

Sang ibu, Deviana Tiba menjelaskan gejala penyakit anaknya mulai terlihat jelas saat Phiten memasuki usia tiga bulan. 

Setelah dibawa ke Puskesmas Malawei, barulah diketahui bahwa ia mengidap kedua penyakit tersebut.

Phiten kemudian dirujuk dari Puskesmas Malawei ke RS Herlina Kota Sorong, lalu ke RSUD dr John Piet Wanane Sorong. 

Keterbatasan fasilitas, Phiten kembali dirujuk ke RSUD Sele Be Solu Kota Sorong.

Baca juga: Komnas HAM Catat 20 Warga Sipil Jadi Korban Kekerasan Aparat saat Aksi Demo Tapol NFRPB di Sorong

Deviana mengaku, pihak rumah sakit hanya memeriksa tanpa memberikan penjelasan yang jelas atau obat-obatan. 

“Kondisi Phiten pun makin memburuk,” katanya.

Baca juga: Penembakan Warga Sipil saat Demo NFRPB di Sorong Curi Perhatian Nasional, Komnas HAM Bergerak

Deviana bilang, petugas medis sempat menyarankan agar Phiten dirujuk ke Makassar untuk penanganan yang lebih intensif. 

Rencana keluarga merujuk Phiten terhalang karena ayahnya Maikel Welerubun menjadi korban penembakan saat demonstrasi. 

Kini, keluarga fokus pada keselamatan Maikel.

“Kami keluarga harap ada pihak yang memberikan perhatian dan bantuan untuk kesembuhan anaknya,” kata dia.

Sang Ayah Dirujuk ke Manado

Maikel Welerubun (22), korban tertembak dalam unjuk rasa kasus Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) di Kota Sorong dirujuk ke RS Prof. Kandouw, Manado, Minggu (7/9/2025).

Ia sebelumnya menjalani perawatan intensif selama 13 hari di RSUD Sele Be Solu, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Baca juga: Pengendara Mengeluh, Jalan Berlubang di Kota Sorong Ancam Keselamatan

Nando Welerubun, seorang kerabat korban mengatakan, Maikel dirujuk atas petunjuk dokter RSUD Sele Be Solu.

"Dokter bilang ke kami penanganan lebih maksimal lagi harus dirujuk ke Manado," ujarnya kepada TribunSorong.com, Senin (8/9/2025).

Nando menambahkan, kondisi Maikel saat keberangkatan ke Manado cukup baik, hanya merasakan sakit tak tertahan di lengan kiri.

Proses rujukan didampingi dokter bedah, perawat ICU, penata anestesi, serta kedua orang tua pasien.

"Maikel Welerubun akan dirawat di Manado sekitar lima hari. Nantinya akan menjalani serangkaian operasi," ucap Nando.

Baca juga: Fopera Papua Barat Daya Serahkan Aspirasi ke Komnas HAM, Minta Presiden Beri Pengampunan Tapol NFRPB

Ia berharap laporan di Polresta Sorong Kota ditindaklanjuti guna mengetahui pelaku penembakan.

Dijenguk Wali Kota

Wali Kota Sorong Septinus Lobat bersama Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jemima Elisabeth Lobat menjenguk Maikel di RSUD Sele Be Solu, Minggu (7/9/2025).

“Kami berharap Maikel segera mendapat penanganan medis yang lebih lengkap di Manado dan bisa pulih kembali,” ujar Septinus Lobat.

Direktur RSUD Sele Be Solu Susi P. Djitmau menyampaikan, biaya rujukan pasien ditanggung bersama oleh Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu dan Wali Kota Sorong.

“Kami bersyukur kepada Tuhan karena pasien dapat diselamatkan. Situasi ini juga menjadi bukti bahwa tim medis RSUD mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya,” katanya.

Baca juga: Gubernur Papua Barat Daya Jenguk Maikel Korban Tertembak saat Demo NFRPB: Biaya Kami Tanggung

Sebelumnya, tim medis RSUD dipimpin dr. Melfrits Siwabesi, Sp.B melaksanakan operasi besar selama lima jam buat menyelamatkan nyawa Maikel.

Seluruh biaya perawatan selama di Sorong ditanggung melalui APBD Kota Sorong, khusus untuk kasus yang tidak tercakup BPJS.  (tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved