BP3OKP di Papua Barat Daya

BP3OKP Ubah Paradigma Pembangunan di Papua Barat Daya

Fokus utamanya adalah sektor pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.

Penulis: Ismail Saleh | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
KONFERENSI PERS BP3OKP - Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Perwakilan Papua Barat Daya mengadakan konferensi pers untuk membahas arah kebijakan pembangunan daerah. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Perwakilan Papua Barat Daya mengadakan konferensi pers untuk membahas arah kebijakan pembangunan daerah. 

Fokus utamanya adalah sektor pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.

Baca juga: Dana Otsus Papua Barat Daya Dievaluasi, BP3OKP Soroti SILPA Besar dan Usulkan Kontrak Multiyears

Anggota BP3OKP Papua Barat Daya Otto Ihalauw mengatakan, bahwa Papua Barat Daya memiliki potensi wisata kaya dan beragam. 

Potensi tersebut meliputi wisata bahari di Raja Ampat, hutan konservasi di Kabupaten Tambrauw, dan Sorong Selatan. 

Baca juga: Kunjungan BP3OKP Ungkap Masalah Petani dan Solusi untuk Program MBG di Papua Barat Daya

Untuk mendukung sektor pariwisata, BP3OKP berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan meningkatkan status Bandara DEO Sorong menjadi bandara internasional. 

“Hal ini diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas bagi wisatawan ke Papua Barat Daya,” ujar Otto, Selasa (23/9/2025).

Eks Bupati Sorong Selatan itu bilang,  bahwa BP3OKP memperjuangkan keterlibatan masyarakat adat dalam pembangunan. 

Salah satunya adalah mengawal pembangunan Pelabuhan Laut Arborek di Raja Ampat. 

Baca juga: BP3OKP Gelar Forum SHEK, Bahas Jalan dan Pembangunan di Hutan Tambrauw

Masyarakat adat meminta agar pembangunan dermaga tersebut tidak merusak terumbu karang. 

“Aspirasi ini telah disampaikan langsung kepada kementerian terkait,” ucapnya.

Baca juga: Tantangan Konservasi Hutan dalam Pembangunan Papua Barat Daya, Anggota BP3OKP Atensi Tambrauw

Koordinator Papua Produktif Herman Tubur menekankan, bahwa peningkatan status bandara internasional harus dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata berbasis klaster. 

Ia mendorong pemetaan wisata di setiap kabupaten. 

“Contohnya, Raja Ampat dan Sorong sebagai klaster utama, Maybrat dengan wisata Ayamaru, Tambrauw dengan hutan konservasi, serta Sorong Selatan dengan ekowisata sagu dan mangrove,” katanya.

Baca juga: BP3OKP Papua Barat Daya Diklaim Sukses Jalankan 3 Misi Besar Pembangunan Papua

Di bidang kesehatan, dr. Rosaline Krimadi Koordinator Papua Sehat menyebut bahwa pengembangan wisata harus diimbangi kesiapan layanan kesehatan berstandar internasional. 

Ia mendorong pemerintah daerah untuk menyiapkan fasilitas kesehatan memadai bagi wisatawan, termasuk potensi wisata medis berbasis budaya lokal.

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved